
Penulis: Putri Arya | Editor: Handa
Masa kehamilan menjadi momen penting dan paling dinantikan banyak wanita. Namun, ibu hamil rentan mengalami keguguran, khususnya pada trimester pertama kehamilan. Biasanya, dokter spesialis kandungan akan memberikan obat penguat kandungan, terutama pada ibu hamil muda serta pada ibu hamil yang memiliki riwayat keguguran.
Umumnya, dokter akan mersepkan progesterone sebagai obat penguat kandungan. Berdasarkan penelitian dari US National Library of Medicine, National Institutes of Health, menunjukkan terjadinya penurunan risiko keguguran pada ibu hamil yang telah diberi progesteron. Berikut ini 4 jenis obat penguat kandungan yang umumnya dianjurkan dokter untuk mencegah terjadinya keguguran:
1. Progesteron
Progesteron menjadi obat penguat kandungan yang paling sering diberikan oleh dokter spesialis kandungan. Progesteron umumnya diberikan pada ibu hamil yang memiliki riwayat keguguran. Progesteron juga bermanfaat bagi ibu hamil yang mengalami perdarahan di awal kehamilan.
Progesteron menjadi hormon penting selama kehamilan karena dapat memperkuat lapisan dinding rahim. Hormon progesteron juga membantu tubuh ibu hamil untuk beradaptasi dengan perkembangan janin.
Zat sintetis lain serupa progesteron yang juga direkomendasikan para ahli adalah progestin. Kedua jenis obat penguat kandungan ini bisa dikonsumsi langsung, disuntikkan, atau dimasukkan melalui vagina. Namun semuanya harus dengan resep dokter ya, Bunda.
Meski bermanfaat mencegah keguguran berulang, obat penguat kandungan progesteron juga memiliki efek samping. Beberapa efek samping yang mungkin Bunda rasakan ketika mengonsumsi progesteron di antaranya sebagai berikut:
- Nyeri di bagian perut.
- Terjadi perdarahan ringan di vagina
- Sakit kepala ringan
- Mulut terasa kering, sering buang air kecil, kehilangan nafsu makan, dan selalu merasa haus.
- Adanya pembengkakan di bagian tubuh tertentu.
2. Dydrogesterone
Dydrogesterone adalah jenis obat progesteron yang merupakan bentuk sintetis dari hormon progesteron. Jenis obat penguat kandungan ini membantu mengatur pertumbuhan dan pelepasan lapisan rahim secara normal.
Dydrogesterone biasanya digunakan untuk menangani kondisi tubuh wanita yang kekurangan hormon progesteron, seperti gangguan menstruasi, keguguran berulang, infertilitas, atau endometriosis. Beberapa efek samping yang dapat Bunda rasakan setelah mengonsumsi dydrogesterone, seperti sakit kepala, mengantuk, mual, muntah, sakit perut, perdarahan pada vagina, nyeri payudara, serta perubahan suasana hati.
3. Allylestrenol
Allylestrenol merupakan jenis obat penguat kandungan yang berasal dari progesteron sintetis dan berfungsi untuk mempersiapkan rahim. Selain mencegah terjadinya keguguran berulang, allylestrenol juga bermanfaat mencegah kelahiran bayi prematur.
Efek samping yang bisa Bunda rasakan ketika mengonsumsi obat penguat kandungan allylestrenol di antaranya seperti sakit kepala ringan atau mingrain, demam ringan, mual, muntah, gangguan penglihatan, jerawat atau ruam kulit, serta perubahan berat badan. Oleh karena itu, obat ini hanya dapat dikonsumsi sesuai dengan anjuran dokter.
4. Micronised Progesterone
Jenis obat penguat kandungan yang satu ini memiliki kandungan progesteron termikronisasi, Fungsinya adalah untuk mengatasi amenore primer dan sekunder. Selain itu, micronized progesterone juga digunakan untuk mengatasi gangguan haid. Untuk mendapatkan hasil maksimal serta menghindari terjadinya risiko efek samping, sebaiknya lakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Perlu Bunda ingat, mengonsumsi obat penguat kandungan hanya salah satu cara untuk mencegah keguguran dan masalah kehamilan lainnya. Bunda juga perlu menjaga pola hidup sehat selama kehamilan agar kesehatan ibu dan janin tetap terjaga. Selalu konsultasikan dengan dokter jika Bunda merasakan perubahan atau masalah kehamilan lainnya.
Baca juga: