
Penulis: Aulia Elsa | Editor: Aufia
Melahirkan adalah momen berharga bagi setiap wanita, apalagi jika kehamilannya itu adalah kehamilan pertama. Pasti para calon ibu akan melakukan yang terbaik untuk calon buah hati, termasuk ketika memilih proses melahirkan. Namun pada kondisi tertentu, para ibu ingin melahirkan sendiri tanpa bantuan orang lain maupun bantuan medis.
Melakukan metode home birth atau melahirkan di rumah memang sedang digandrungi ibu hamil. Dikutip dari The American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG), ibu hamil pada umumnya bisa saja melahirkan sendiri di rumah. Sama amannya dengan melahirkan di rumah sakit. Terutama jika ibu hamil dan bayinya berisiko rendah mengalami komplikasi melahirkan.
Tetapi ada baiknya Bunda tetap didampingi oleh tenaga medis seperti dokter ataupun bidan ketika melahirkan di rumah. Soalnya; selama proses melahirkan normal; kemungkinan ibu hamil akan membutuhkan penanganan medis tertentu seperti induksi, episiotomi, hingga operasi caesar yang hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis.
Syarat Ibu melahirkan Sendiri di Rumah
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi kalau Bunda ingin melahirkan sendiri di rumah. Apa saja? Ini dia:
- Memiliki kondisi kesehatan yang baik.
- Bukan proses persalinan yang pertama.
- Harus didampingi oleh tenaga medis.
- Tempat tinggal harus memiliki sarana medis yang memadai, seperti infus, persediaan obat-obatan penghilang rasa sakit, hingga oksigen.
- Akses ke rumah sakit dekat.
Resiko Ibu Melahirkan Sendiri di Rumah
Namun ada beberapa resiko yang mungkin bisa saja terjadi jika Bunda melahirkan sendiri di rumah tanpa bantuan, beberapa diantaranya yaitu:
1. Perdarahan postpartum
Ini merupakan salah satu risiko yang bisa terjadi saat Bunda mencoba melahirkan sendiri di rumah. Walaupun hal ini tidak dapat dihindari, Bunda bisa mengontrolnya agar tidak kehilangan darah dalam jumlah yang membahayakan nyawa Bunda dan bayi.
Perdarahan yang tidak berhenti ini biasanya disebabkan oleh retensi plasenta. Yaitu kondisi dimana plasenta tidak dapat dikeluarkan atau masih tersisa sebagian di dalam rahim.
Jika perdarahan tidak segera berhenti, umumnya tenaga medis akan mengevaluasi adanya trauma pada jalan lahir, kemudian memberikan obat untuk memperkuat kontraksi uterus. Bayangkan jika kita melahirkan sendiri? Siapa yang akan menolong ketika terjadi perdarahan?
Dari penjelasan di atas, dapat kita ketahui kalau melahirkan sendiri di rumah sangat berbahaya. Bahkan bisa mengancam keselamatan Bunda dan janin. Jadi lebih baik melahirkan dengan bantuan medis, ya Bund!
2. Proses persalinan lebih lama dari waktu normal
Tidak adanya kemajuan ‘bukaan persalinan’ berakibat pada jangka waktu melahirkan yang lebih lama dari jangka waktu persalinan normal. Normalnya persalinan anak pertama berlangsung selama 12-18 jam.
Bisa dikategorikan ‘persalinan terlalu lama’ jika memakan waktu lebih dari 20 jam untuk kelahiran anak pertama. Dan lebih dari 14 jam bagi ibu yang sudah pernah melahirkan.
Selain itu, saat melahirkan sendiri Bunda tidak mengetahui ukuran bayi dan besaran panggul untuk jalan lahir bayi. Jadi Bunda tidak tahu apakah bayi bisa dilahirkan secara normal atau harus melalui operasi sesar.
Tahukah Bunda, bayi yang terlalu besar atau panggul yang sempit menyebabkan bayi tidak bisa lahir? Tentunya kondisi ini membahayakan baik Ibu maupun calon bayi.
3. Gawat janin
Gawat janin dapat diartikan sebagai kondisi yang mengancam nyawa bayi. Artinya, apabila tidak segera mendapatkan pertolongan yang tepat, bayi tidak bisa diselamatkan.
Kondisi ini umumnya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
- Bayi kekurangan oksigen, biasanya karena lilitan tali pusar pada bayi.
- Ibu menderita anemia atau hipertensi
- Cairan ketuban kurang atau bercampur mekonium.
Jika melahirkan dengan bantuan medis, bidan atau suster secara berkala akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan kondisi janin. Hal ini pasti tidak bisa Bunda lakukan jika melahirkan sendiri. Dan perlu diingat Bund, bahwa tidak semua bayi bisa dilahirkan melalui persalinan normal. Pada kondisi tertentu Bayi harus dilahirkan melalui operasi sesar.
Itulah penjelasan mengenai seberapa amankah ibu melahirkan sendiri di rumah tanpa bantuan. Walaupun ada kasus ibu melahirkan sendiri yang berhasil, namun ada banyak resiko yang mungkin saja bisa terjadi.
Maka dari itu, baiknya Bunda melahirkan di rumah sakit. Karena ada tenaga medis yang ahli di bidangnya dan siap sedia membantu selama proses persalinan.
Semoga artikel ini bermanfaat, ya Bund!
Baca Juga:
- Pahami 5 Fakta Nifas Setelah Melahirkan, Yuk Bunda
- Tanda Persalinan Semakin Dekat, Kenali Ciri-ciri Janin Masuk Panggul
- Hamil 9 Bulan, Ini 6 Tips agar Persalinan Lancar
- Tanda Pembukaan 1-10 Jelang Persalinan yang Perlu Bunda Ketahui
Sumber SehatQ. (2019). Amankah Ibu Melahirkan Sendiri di Rumah? Ini Syarat dan Risiko di Baliknya sehatq.com Pyridam. Ibu Hamil Melahirkan Sendiri di Rumah, Amankah untuk Ibu dan Janin? pyfahealth.com Hellosehat. (2021). Enggan ke Rumah Sakit, Amankah Bila Ibu Melahirkan Normal di Rumah? hellosehat.com