Penulis: Aulia Elsa | Editor: Handa

Untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan, beberapa wanita pasti mengandalkan alat kontrasepsi atau KB. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk memilih jenis KB yang sesuai. Karena masing-masing alat kontrasepsi memilki kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Bunda ingin mengetahui apa saja jenis, tingkat efektivitas dan efek samping setiap alat kontrasepsi? Langsung simak artikel ini ya Bund! Keep scrolling!

1. Suntik KB

Bisa dibilang, jenis KB ini cukup diminati masyarakat, karena lebih praktis dan efektif. Bunda bisa memilih suntik KB untuk jangka waktu 1 atau 3 bulan. Alat kontrasepsi ini mengandung hormon progestin yang dapat mengatur siklus menstruasi, biasanya disuntikkan di pantant atau perut.

Sayangnya Bunda harus rutin ke dokter, sesuai yang dijadwalkan. Karena jika menghentikan penggunaan suntik KB, ada kemungkinan Bunda bisa hamil lagi.

Tingkat kegagalan suntik KB 1 bulan diklaim bisa kurang dari 1%. Efektif banget kan, Bund! Dengan catatan, hanya jika dilakukan dengan benar.

Kekurangan:

  • Efek samping: kenaikan berat badan, keluar flek, sakit kepala, haid tidak teratur.
  • Suntik KB tidak dianjurkan untuk Bunda yang memiliki riwayat diabetessirosis hati, migrain, sakit jantung atau stroke.

2. Pil KB

Selain suntik, pil KB juga banyak digunakan. Ada dua jenis pil KB yang bisa Bunda pilih, yaitu pil yang mengandung hormon progesteron atau pil kombinasi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. Umumnya, pil KB berjumlah 21-35 tablet dan harus dikonsumsi konsisten dan teratur dikonsumsi sesuai jadwal agar hasilnya efektif.

Presentase keberhasilannya juga cukup tinggi, sekitar 92%. Beberapa pil KB dapat menghentikan haid, namun beberapa justru memperlancar haid dan dapat mengatasi kram saat haid.

Kekurangan:

  • Efek samping: mual, pusing, tekanan darah naik, pembekuan darah, timbul flek, kenaikan berat badan saat pertama mengkonsumsi, dan payudara mengeras.
  • Tidak dianjurkan untuk Bunda yang memiliki riwayat kanker payudara, kanker rahim, sirosis hati, migrain, sakit jantung atau hipertensi.

3. Implan

Implan atau susuk KB merupakan alat kontrasepsi berbentuk seperti batang korek api yang ditanam ke tubuh, biasanya lengan atas. Alat ini dapat mengeluarkan hormon progestin yang berfungsi mencegah kehamilan selama 3-5 tahun. Meskipun relatif mahal namun sangat efektif, tingkat kegagalannya kurang dari 1%.

Kekurangan:

  • Efek samping: haid tidak teratur, memar dan bengkak saat awal pemasangan, sakit kepala, keluar flek.

4. IUD

IUD atau KB Spiral memiliki berbentuk T dan biasanya berbahan plastik, nantinya alat kontrasepsi ini akan diletakkan di dalam rahim. Tujuannya adalah mencegah sperma membuahi sel telur. IUD berharga relatif mahal, namun tahan lama dan tidak memerlukan perawatan yang rumit.

Ada 2 jenis IUD yang bisa Bunda pilih! IUD yang mengandung hormon dan perlu diganti tiap 5 tahun. Yang kedua IUD berbahan tembaga yang bisa bertahan hingga 10 tahun.

Kekurangan:

  • Efek samping: haid tidak lancar (khusus IUD dari tembaga), flek pada 3–6 bulan pertama pemakaian.
  • Bisa bergeser dan keluar dari tempatnya.

5. Tubektomi

Tubektomi atau KB steril bisa menjadi pilihan jika Bunda sudah yakin tidak ingin punya momongan lagi. KB permanen ini dapat menghentikan kesuburan Bunda dan memiliki efektifitas hampir 100%. Caranya tuba falopi dipotong kemudian ditutup agar sperma tidak bisa bertemu sel telur, lewat operasi.

Kekurangan:

  • Efek samping: nyeri panggul dan infeksi pasca operasi.
  • Merupakan KB permanen

6. Metode KB Kalender

Jenis KB ini dilakukan dengan cara menghitung masa subur atau memantau pola siklus menstruasi Bunda selama 6 bulan. Selain itu juga diwajibkan menghindari berhubungan intim selama masa subur. Jadi tidak perlu operasi atau menggunakan alat tertentu.

Kekurangan:

  • Efek samping: kemungkinan gagal yang cukup besar. Apalagi kalau terjadi ovulasi dadakan selama masa kering atau masa tidak subur.

Itulah beberapa jenis KB yang bisa Bunda pilih untuk mencegah kehamilan. Untuk efek sampingnya kadang ada yang mengalami, namun beberapa orang juga tidak mengalaminya.

So, penting bagi Bunda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memilih jenis KB yang sesuai, apalagi jika bunda ada riwayat medis tertentu atau sedang menyusui. Semoga artikel ini bermanfaat Bund!

Baca juga:

Sumber