
Penulis: Irma | Editor: Aufia
Demi melancarkan haid, jamu pelancar haid sering kali dikonsumsi sebelum haid atau pada masa Pramenstruasi (PMS). Namun, bagaimana jika Bunda minum jamu pelancar haid saat sedang hamil muda? Mengingat terkadang ada beberapa wanita yang tidak mengalami gejala saat hamil muda?
Lebih bahaya lagi jika Bunda meminum jamu pelancar haid dengan sengaja, dengan tujuan untuk menggugurkan janin dalam kandungan.
Oleh karenanya Bunda dihimbau untuk berhati-hati jika ingin minum jamu pelancar haid. Pasalnya mau itu disengaja ataupun tidak, minum jamu untuk melancarkan haid ketika hamil muda sangatlah beresiko. Baik untuk janin juga untuk kesehatan Bunda.
Kandungan di dalam Jamu Pelancar Haid
Kok bisa jamu pelancar haid berbahaya untuk janin? Nah, sebelum membahas bahayanya, kita ulik dulu apa saja kandungan dalam jamu pelancar haid. Kandungan apa yang bikin berbahaya bagi ibu hamil!
Metode pelancar haid yang satu ini mudah banget kita temukan di pasaran. Biasanya para penjual membuat jamu dari beragam rempah-rempah contohnya saja asam jawa, kunyit, jahe, kencur, kayu manis, hingga temulawak. Bahan-bahan itu biasanya dicampur sesuai dengan selera ataupun racikan dari penjualnya. Jamu untuk melancarkan haid ini juga biasanya disebut dengan jamu kunyit asam.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh International Journal of Applied Engineering pada tahun 2020, minuman yang dibuat dari hasil perpaduan kunyit dan asam ini memang memiliki khasiat untuk meredakan sakit akibat haid. Tapi kita juga harus waspada dengan efek sampingnya!
Risiko Jamu Pelancar Haid Ketika Hamil Muda
Sayang sekali, jamu pelancar haid ini sangat tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh bumil muda. Karena memiliki tujuan utama untuk meluruhkan darah haid dengan mudah, dikhawatirkan akan memicu hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan kandungan.
Terlebih, jamu di Indonesia biasanya dijual tanpa adanya uji secara klinis dan tidak mendapatkan BPOM. Sehingga membuatnya tidak bisa dipastikan dari segi keamanan. Apalagi di konsumsi pada situasi yang cukup rentan, seperti hamil muda.
Secara spesifiknya, ada 5 risiko yang bisa timbul jika mengkonsumsi jamu pelancar haid saat hamil muda, yaitu:
1. Dapat Memicu Keguguran
Bahan utama jamu seperti kencur, kunyit, juga temulawak memiliki kandungan senyawa aktif bernama kurkumin. Menurut para ahli, senyawa kurkumin tersebut tidaklah baik untuk kondisi janin dalam kandungan.
Kurkumin dapat memicu gagalnya proses saat pembuahan dimana embrio seharusnya berkembang dalam rahim, bukan menempel pada dinding rahim. Jika embrio menempel pada dinding rahim, yang bisa dipicu dari meminum jamu, maka embrio tersebut biasanya akan sulit untuk berkembang dengan normal.
2. Waktu Persalinan Prematur
Senyawa kurkumin dalam tubuh memiliki kinerja yang mirip dengan hormon estrogen. Caranya bekerja dengan merangsang proses kontraksi pada rahim, lalu bisa memicu kelahiran dini atau prematur.
3. Aritmia Jantung ketika Hamil
Aritmia atau irama jantung yang cenderung berdetak terlampau cepat atau bahkan terlalu lambat, tidaklah baik untuk kesehatan. Pada kandungan jamu biasanya ditemukan bahan dasar jahe yang mampu menyebabkan aritmia ini, Bun.
Saat dikonsumsi dengan jumlah yang sedikit, sebetulnya jahe bermanfaat untuk meredakan mual ketika Bunda hamil trimester pertama. Namun, sangat tidak dianjurkan mengkonsumsi jahe dalam jumlah yang banyak.
4. Berat Janin Cenderung Rendah
Risiko yang satu ini masih dipicu oleh senyawa kurkumin, Bun. Menurut penelitian yang dituturkan melalui Healthline, kurkumin dapat memicu berubahnya kadar hormon pada tubuh.
Selain itu juga mampu mengubah fungsi sel di dalam rahim ketika Bunda tengah mengandung. Oleh karenanya, kurkumin di dalam jamu yang terlampau banyak di konsumsi cenderung berbahaya.
5. Gangguan pada Hati dan Fungsi Ginjal
Bahan dasar jamu seperti kencur, kunyit, dan temulawak yang dapat dikonsumsi sebagai bumbu dapur akan berubah fungsi ketika diminum dalam bentuk jamu. Pasalnya kandungan zat yang aktif akan terkonsentrasi secara lebih. Selanjutnya, zat dalam jamu itu bisa mengubah fungsi di dalam ginjal, juga enzim hati, bahkan dapat mengencerkan darah.
Ketika darah terlalu encer, hal yang dikhawatirkan adalah akan terjadinya pendarahan ginjal yang parah. Tentunya risiko tersebut sangatlah membahayakan Bunda dan calon buah hati.
Nah, itulah rangkuman informasi mengenai jamu pelancar haid, Bun. Mulai dari kandungan yang terdapat di dalam jamu hingga risiko yang akan timbul jika dikonsumsi oleh Bunda yang tengah hamil muda.
Bagaimana Bun? Semoga bermanfaat dan jangan lupa bahwa jamu pelancar haid ini sangat tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh Bunda yang tengah hamil muda. Bukan hanya membahayakan calon si buah hati, konsumsi yang berlebihan juga bisa membahayakan kondisi kesehatan Bunda.
Baca Juga: