Penulis: Aliftya | Editor: Handa

Ada kepercayaan yang diyakini oleh masyarakat bahwa bahan-bahan alami, seperti garam, cuka, gula, dan baking soda, digunakan sebagai alat tes kehamilan. Nantinya, salah satu bahan tersebut dicampurkan air urin dan dilihat bagaimana reaksinya.

Pada campuran dua sendok makan pasta gigi berwarna putih dengan satu sendok makan sampel urin di pagi hari, misalnya. Jika warna urin berubah menjadi biru dan berbusa, maka ada indikasi bahwa orang yang bersangkutan hamil, sedangkan jika tidak maka yang terjadi adalah sebaliknya. Namun, benarkah begitu dan seberapa akurat hasilnya?

Apakah Bahan-bahan Alami Bisa Digunakan untuk Tes Kehamilan?

Menurut dr. Sepriani Trimurti Limbong, kepercayaan terkait bahan alami bisa digunakan untuk cek kehamilan ternyata tak lebih dari sekadar mitos. Karena belum ada hasil riset ilmiah yang mendukung.

“Belum ada data ilmiahnya. Lagi pula, tes ini sifatnya subjektif. Bagi si A, mungkin positif (kelihatan bercampur), bagi si B bisa saja nggak. Jadi, tidak bisa diandalkan untuk diagnosis kehamilan,” ucapnya.

Pendapat serupa pun datang dari Dokter Spesialis Ginekologi Onkologi Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr. Muhammad Yusuf, SpOG. Pihaknya bahkan tidak merekomendasikan penggunaan garam, cuka, gula, pasta gigi, dan pemutih pakaian sebagai alat tes kehamilan.

“100 persen dokter nggak merekomendasikan. Jika ingin tahu apakah terjadi kehamilan yang dicek adalah hormon beta HCG. Jangan terpengaruh berita hoax yang tidak jelas sumbernya,” ucap dr. Yusuf.

Cara Alami Mengetahui Kehamilan yang Lebih Ilmiah

Lalu, adakah cara alami yang sebetulnya bisa diaplikasikan untuk mengetahui adanya kehamilan ini? Ya! Meski membutuhkan waktu lebih lama dan belum sepenuhnya akurat, berikut metode yang Bunda bisa lakukan di rumah.

1. Cek Suhu Tubuh Basal

Suhu basal adalah suhu tubuh saat Bunda benar-benar beristirahat atau dalam keadaan tidur. Nah, setelah ovulasi, umumnya progesteron akan sedikit memanaskan tubuh, sehingga menyebabkan suhu tubuh basal seseorang meningkat (kurang lebih 37-28 derajat Celcius). Sebaliknya, sebelum atau saat perempuan sedang dalam masa menstruasi lazimnya suhu tubuh basalnya akan turun (berkisar antara 35,5-36 derajat Celcius).

Sementara itu, suhu tubuh basal yang terus menerus tinggi yang melewati masa menstruasi dapat mengindikasikan kehamilan. Oleh karena itu, Bunda bisa mendeteksi adanya kehamilan dengan cara ini, yakni mengukur suhu tubuh saat baru saja bangun tidur atau sebelum beranjak dari kasur dan beraktivitas.

Jika suhu tubuh Bunda berkisar 37 derajat Celcius selama beberapa hari, maka itu bisa menjadi tanda sedang hamil, sedangkan suhu yang lebih rendah dari ini menunjukkan sebaliknya.

2. Mendeteksi Masa Ovulasi

Siklus menstruasi normal umumnya terjadi antara 28-32 hari. Sementara itu, sel telur akan matang pada hari ke 7, dan pada hari ke 11-21 akan dilepaskan oleh ovarium untuk dibuahi. Lalu, apabila pembuahan tidak terjadi, maka pada hari ke-28 kadar hormon tubuh akan turun dan menyebabkan lapisan rahim luruh (menstruasi).

Nah, jika siklus menstruasi Bunda teratur, maka Bunda bisa mengetahui masa ovulasi, sehingga tidak sulit mendeteksi adanya kehamilan sejak dini. Umumnya, menstruasi yang tidak tiba dalam kurun waktu sekitar 2 minggu setelah ovulasi mengindikasikan adanya kehamilan.

Namun, agar lebih akurat Bunda perlu melibatkan cara lain, seperti pengecekan suhu basal, cairan serviks yang subur, dan hasil tes ovulasi.

Demikian cara alami mengecek kehamilan di rumah. Semoga Bunda jadi lebih paham dan tidak terjebak pada mitos-mitos yang ada, ya!

Sumber

Baca juga: