Penulis: Mei Nurul | Editor: Aufia

Pernah dengar sistem KB kalender, Bund? Meskipun tak se-efektif jenis kontrasepsi yang lainnya, KB kalender juga masih sering dijadikan pilihan. Alasannya beragam, mulai dari keamanan hingga relatif lebih murah. Eits, meskipun tanpa resiko dan efek samping, namun butuh ketelitian agar KB kalender efektif cegah kehamilan.

Mau tahu lebih jauh mengenai KB kalender dan cara menggunakannya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Apa itu KB Kalender?

cara menggunakan kb kalender

Pasti Bunda tahu dong, kalau cara paling tepat untuk mencegah kehamilan adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi? Nah, sistem KB kalender merupakan metode kontrasepsi alami untuk pasangan suami istri. Cara kerjanya dengan mengandalkan pencatatan siklus menstruasi untuk memprediksi masa subur.

Jadi nilai plusnya, KB kalender ini bisa digunakan untuk merencanakan kehamilan maupun mencegah kehamilan. Asalkan Bunda teliti dan tekun mencatat riwayat menstruasi agar prediksi masa ovulasi (pelepasan sel telur) akurat. Sehingga bisa menentukan saat terbaik untuk melakukan atau menghindari hubungan seks.

Mengenal Periode Ovulasi Wanita

Ovulasi terjadi saat indung telur melepaskan sel telur sehingga bisa dibuahi sperma. Pembuahan inilah sebagai proses awal kehamilan. Umumnya, periode ovulasi terjadi sebulan sekali, sekitar 12-14 hari setelah hari pertama haid.

Tapi perlu Bunda ketahui, wanita masih beresiko hamil jika berhubungan intim di luar periode ovulasi. Karena sperma mampu bertahan hidup 3-5 hari di organ reproduksi wanita dan sel telur dapat bertahan hidup selama 12-24 jam setelah ovulasi.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa masa subur wanita adalah 5 hari sebelum ovulasi, saat hari ovulasi hingga 12-24 jam setelah ovulasi.

Nah, kalau sedang promil, Bunda bisa berhubungan seks selama periode tersebut. Sedangkan untuk menghindari kehamilan, Bunda harus menghindari berhubungan seksual tanpa pengaman selama masa subur.

Konsultasi Dokter Sebelum Menggunakan KB Kalender

Sama seperti alat kontrasepsi lainnya, sebelum memutuskan menggunakan KB kalender Bunda harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Biasanya dokter akan menanyakan beberapa informasi di bawah ini:

    • Apakah baru selesai menstruasi?
    • Apakah baru melahirkan?
    • Sedang menyusui atau tidak?
    • Baru saja berhenti menggunakan KB hormonal, misal pil KB?
    • Apakah siklus menstruasi tidak teratur?
    • Apakah mendekati usia menopause?

Jika dokter menyatakan KB sistem Kalender sesuai untuk kondisi dan kebutuhan Bunda, maka Bunda bisa mulai melakukan KB ini.

Sebagai informasi tambahan, KB kalender bisa jadi pilihan bagi yang memiliki riwayat medis tertentu. Namun, tidak cocok untuk Bunda yang periode menstruasinya tidak teratur.

Selain itu, sistem KB kalender hanya mencegah kehamilan. Sehingga tidak bisa melindungi dari resiko penularan penyakit seksual apabila berhubungan seks tanpa kondom.

Bagaimana Cara Menggunakan KB Kalender?

cara menggunakan kb kalender

Setelah Bunda mengetahui tentang apa itu KB Kalender, maka Bunda bisa mencoba untuk menerapkan metode ini untuk mencegah kehamilan. Penasaran bagaimana cara menggunakan KB Kalender yang benar? Begini langkah-langkahnya!

1. Catat siklus menstruasi Bunda

Langkah pertama yang bisa Bunda lakukan untuk menggunakan metode ini adalah dengan mencatat siklus menstruasi Bunda 6 bulan terakhir ini. Kemudian catatlah hari pertama menstruasi hingga hari terakhir menstruasi.Bunda harus memastikan bahwa pencatatan tanggal menstruasi tidak terlewat.

2. Menentukan siklus menstruasi terpendek

Langkah kedua adalah menentukan siklus menstruasi terpendek yang Bunda dapatkan dari hasil catatan 6 bulan terakhir tadi. Carilah jumlah jarak terpendek dari siklus menstruasi.

Jika siklus terpendek Bunda ada antara siklus ketiga dan keempat dengan jumlah 26 hari, maka dari angka ini, Bunda bisa mengurangi 18 untuk mendapatkan masa subur Bunda.

Hasil pengurangannya adalah 8. Jika demikian, maka hari ke 8 menunjukkan hari pertama masa subur Bunda.

3. Menentukan siklus menstruasi terpanjang

Selain menghitung siklus menstruasi terpendek, Bunda juga harus menghitung siklus menstruasi terpanjang.

Misalkan saja jarak antara siklus pertama dan kedua adalah 32 hari, maka Bunda bisa mengurangi angka tersebut dengan angka 11. Hasil pengurangannya adalah 21, sehingga hari ke 21 itulah yang menjadi hari akhir dari masa subur Bunda. Mudah banget, kan Bund!

4. Menentukan waktu yang tepat untuk berhubungan seks dengan suami

Jika Bunda melakukan metode KB Kalender sebagai upaya untuk mencegah kehamilan, maka Bunda harus memastikan waktu yang telah untuk berhubungan seksual.

Bunda perlu menghindari masa subur dalam melakukan hubungan seks dengan suami. Selain itu, Bunda dan pasangan bisa bekerjasama untuk menggunakan pengaman, seperti halnya kondom.

5. Mencatat penghitungan menstruasi setiap bulan

Pencatatan siklus menstruasi tidak hanya dilakukan sebelum menggunakan metode KB Kalender saja lho Bund! Ya, Bunda perlu mencatat siklus menstruasi setiap bulannya dengan konsisten.

Bunda bisa memberi tanda tertentu pada kalender agar mendapatkan hasil penghitungan yang tepat untuk melakukan hubungan seks dengan suami.

Nah, itulah penjelasan singkat tentang KB Kalender. Bagi Bunda yang ingin mencegah kehamilan dengan alami atau tanpa mengonsumsi obat-obatan tertentu, tentu Bunda bisa mencoba metode ini.

Akan tetapi metode KB ini mungkin bisa dibilang sebagai metode yang tidak cukup efektif dalam menunda kehamilan seperti menggunakan alat kontrasepsi lainnya. Efektivitas KB Kalender ini tentu saja bergantung pada Bunda dan pasangan. Untuk itu, Bunda bisa melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk memutuskan penggunaan alat kontrasepsi.

Baca Juga: