Penulis: Rahmawati | Editor: Handa

Bertahun-tahun lalu tumbuh seorang putri cantik berambut merah di sebuah kerajaan. Sang Putri sangat menyukai bunga mawar sehingga Ia dikenal dengan nama Putri Mawar. Selama bertahun-tahun, Sang Putri memiliki kebiasaan unik yang dilakukan setiap hari. Saat senja berakhir dan malam mulai datang, Putri Mawar pergi ke balkon lalu bertepuk tangan. Lantas datanglah seekor burung emas yang kemudian hinggap di bahu Sang Putri.

Saat burung tersebut hinggap, seketika rambut Putri Mawar bersinar sehingga warnanya menjadi merah cemerlang. Kemudian burung emas & Putri melantunkan sebuah lagu yang merdu. Suara keduanya sungguh mempesona dan membuat semua orang di kerajaan tersebut bermimpi indah.

Selama bertahun-tahun aktivitas menyanyikan lagu pengantar tidur tersebut dilakukan oleh Putri Mawar bersama burung emas. Hingga tibalah suatu hari yang menyedihkan, saat seorang penyihir jahat mengetahui tentang keberadaan Putri Mawar. Penyihir tersebut tidak menyukai ketentraman warga kerajaan, sehingga Ia memutuskan untuk mengutuk Sang Putri dengan mengubah warna rambutnya menjadi hitam.

Putri Mawar tetap terlihat cantik meski rambutnya berwarna hitam. Namun, ternyata kutukan tersebut berpengaruh pada hal lain. Saat burung emas muncul usai Putri bertepuk tangan, rambutnya tidak lagi bersinar merah namun tetap hitam. Seperti biasa, burung emas bernyanyi dengan merdu dan Putri Mawar turut menyanyikan lagu pengantar tidur yang mempesona untuk rakyatnya.

Saat semua orang di kerajaan mendengar lantunan merdu dari Sang Putri dan tertidur, mereka mengalami mimpi buruk. Tidak ada lagi yang bermimpi indah seperti malam-malam sebelumnya. Ternyata inilah efek lain dari kutukan Si Penyihir.

Tentu saja Sang Putri merasa sedih. Ia murung sepanjang hari sembari memikirkan bagaimana cara untuk mengembalikan mimpi indah rakyat di kerajaannya.

Saat hari kembali petang dan burung emas datang, Putri Mawar bertanya, “Duhai burung emas sahabatku, katakanlah padaku bagaimana cara agar rakyatku bisa kembali tidur nyenyak dan bermimpi indah?”.

Burung emas menjawab, “Celupkan rambut hitam di air mawar”.

Sang Putri merasa heran dengan nasihat Sang Burung, namun Ia mematuhinya. Putri mengisi sebuah baskom emas dengan air, lalu menaburkan kelopak bunga mawar merah ke dalamnya. Kemudian Sang Putri mencelupkan rambut hitamnya ke dalam air bertabur mawar tersebut. Seketika warna rambut Putri berubah menjadi merah kembali.

Saat petang datang, dan Burung Emas bertengger di bahu Sang Putri, rambutnya kembali bercahaya menyala menerangi langit malam. Putri lalu menyanyikan lagu pengantar tidur seperti biasa dan rakyat kerajaan pun tertidur lelap dengan mimpi yang indah hingga fajar tiba.

Mengetahui kejadian tersebut, Penyihir menjadi sangat marah. Ia tidak rela jika kutukannya terpatahkan oleh Sang Putri dan Burung Emas. Maka Ia pun kembali mengirimkan kutukan, Seketika rambut Putri Mawar yang merah berubah warna menjadi hitam seperti saat terkena kutukan pertama. Tidak hanya itu, Si Penyihir pun memusnahkan seluruh bunga mawar yang ada di kerajaan Sang Putri.

Putri pun kembali sedih. Ia tahu bahwa selama rambutnya berwarna hitam, Ia tak bisa menyanyikan lagu pengantar tidur untuk rakyatnya. Putri pun bertanya kepada Burung Emas, “Apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaimana cara mematahkan kutukan ini agar aku bisa bernyanyi kembali?”.

Burung emas menjawab, “Celupkan rambut hitam di air mawar”.

Putri Mawar kebingungan dengan jawaban Sang Burung. Bagaimana bisa Ia membuat air mawar jika seluruh bunga mawar telah musnah. Ia menangis sedih hingga air matanya jatuh ke tanah.

Bersamaan dengan itu, ternyata ada seorang pangeran tampan yang berdiri di bawah balkon Sang Putri. Ia mendengar percakapan Putri dan Burung Emas. Ia pun mengetahui air mata Putri yang jatuh ke tanah.

Pangeran lalu mengeluarkan satu helai rambut merah dari sebuah kotak kecil. Lalu, Ia membungkuk dan meletakkan rambut merah ke atas tanah yang basah oleh air mata Putri Mawar.

Keajaiban terjadi! Tiba-tiba helaian rambut merah tersebut berubah menjadi kelopak bunga mawar merah. Pangeran lalu mengambil bunga mawar dan memberikannya kepada Sang Putri. Melihat bunga mawar yang dibawa oleh Pangeran, Putri Mawar segera menyeka air matanya dan bergegas mengambil baskom berisi air. Ia lalu menaburkan kelopak mawar dan mencelupkan rambutnya. Akhirnya kutukan Si Penyihir pun kembali terpatahkan.

Raja, dan seluruh pengawal kerajaan merasa heran darimana Pangeran mendapatkan rambut merah tersebut. Raja pun bertanya, “Wahai Pangeran, darimana Engkau mendapatkan rambut putriku?”.

Pangeran menjawab, “Saat kecil, aku dan Putri pernah bertemu dan kami saling menyukai. Untuk menjaga kesetiaan, kami saling bertukar beberapa helai rambut.Aku memberikan rambutku kepada Sang Putri, dan Putri pun memberikan beberapa helai rambutnya kepadaku. Aku masih menyimpannya hingga sekarang”.

Putri Mawar pun menyahut, “Itu benar Ayah, akupun masih menyimpan rambut Pangeran”. Putri mengatakannya sembari menunjukkan kotak kecil berisi rambut Sang Pangeran.

Mendengar hal itu, Sang Raja pun sangat senang. Berita kebahagiaan lepasnya kutukan Penyihir dan pertemuan kembali antara Sang Putri & Pangeran pun menyebar ke penjuru negeri.

Saat mengetahui kutukannya terpatahkan untuk kedua kali, Si Penyihir menjadi sangat marah. Energi kejahatannya membengkak memenuhi seluruh tubuh hingga Ia pun meledak. Tubuhnya pecah berkeping-keping dan Ia pun mati. Bersamaan dengan itu, bunga mawar di kembali tumbuh dan bermunculan.

Tak lama kemudian, Putri Mawar & Pangeran memutuskan untuk menikah. Putri Mawar pun tetap melakukan kebiasaannya yaitu menyanyikan lagu pengantar tidur yang merdu. Seluruh rakyat kerajaan pun kembali hidup tenteram karena bisa tidur dengan nyenyak dan bermimpi indah setiap hari.

Baca juga: