
Penulis: Mei Nurul | Editor: Aufia
Untuk mengembangkan imajinasi si kecil, Bunda bisa memberikan cerita-cerita dongeng nusantara, lho! Dongeng ini bisa dibacakan saat santai atau saat menjelang tidur agar si kecil dapat tidur dengan nyenyak.
Nah, kali ini Bunda bisa menceritakan dongeng asal Jawa Barat yang sangat melegenda, apa lagi kalau bukan kisah Lutung Kasarung dan Purbasari. Bunda sudah tak asing dengan cerita ini bukan? Yuk, ikuti kisah lengkapnya berikut ini!
Dongeng Lutung Kasarung dan Purbasari
Suatu Hari, Hiduplah Seorang Raja dan 7 Putrinya yang Cantik
Dahulu kala, hiduplah seorang putri cantik bernama Purbasari. Ia adalah putri bungsu dari 6 saudaranya yang bernama Purbararang, Purbadewa, Purbaendah, Purbakencana, Purbamanik, dan Purbaleuwih. Mereka adalah anak dari Raja Prabu Tapa Agung yang bertahta di Kerajaan Pasir Batang.
Semua putrinya memiliki paras yang cantik, akan tetapi memiliki sifat yang berbeda-beda. Purbasari, si bungsu adalah anak perempuan yang baik, lembut, dan suka menolong. Akan tetapi, sebaliknya Purbararang justru memiliki sifat yang kasar, sombong, kejam, dan suka iri hati kepada siapapun, termasuk kepada saudaranya.
Purbararang Tidak Setuju Jika Purbasari Diangkat sebagai Ratu
Suatu hari, Prabu Tapa Agung berniat turun tahta dan ingin menunjuk Purbasari sebagai penggantinya, bukan Purbararang. Keputusan ini diambil oleh sang Raja karena mengingat sifat Purbararang yang sangat kejam dan dikhawatirkan bisa mengganggu kedamaian rakyatnya.
Raya Prabu Tapa Agung pun menyerahkan tahtanya kepada Purbasari di depan anggota kerajaan, termasuk kepada semua putrinya. Hal ini tampaknya mebuat Purbararang murka dan semakin tidak suka dengan Purbasari.
Suatu hari, Purbararang berencana mencelakai Purbasari melalui bantuan nenek sihir yang jahat. Selanjutnya, nenek sihir itupun memberikan ramuan kepada Purbararang dan memintanya untuk menaburkan ke wajah dan tubuh Purbasari.
Kemudian, Purbararang pun segera melakukan apa yang diperintahkan oleh si nenek sihir. Akibatnya, seluruh tubuh Purbasari pun muncul bercak hitam yang mengerikan. Kondisi inilah yang dimanfaatkan Purbararang untuk mengusir Purbasari dari istana sehingga ia bisa mengambil alih kekuasaan kerajaan.
Akhirnya, Purbasari pun diasingkan ke tengah hutan. Sementara itu, Purbararang pun mengambil alih tahta Kerajaan Pasir Batang.
Di Hutan, Purbasari Bertemu dengan Lutung Kasarung
Saat di hutan, Purbasari bertemu dengan Lutung Kasarung yang tak lain adalah jelmaan dari pangeran Guruminda. Ia ternyata sedang mengalami masalah yang besar di khayangan karena tidak mau menikah dengan bidadari khayangan yang dipilihkan ibundanya.
Pangeran Guruminda pun bersedia menjelma sebagai Lutung Kasarung dan turun ke bumi untuk mendapatkan perempuan cantik nan baik hati untuk dijadikan istri.
Di hutan itu, Lutung kasarung tiba-tiba menemukan seorang perempuan yang sedang bermain dengan hewan-hewan yang ada di hutan. Si Lutung sangat mengagumi kecantikan dan sifatnya yang lembut serta baik hati. Semakin hari, keduanya menjadi sahabat yang saling menyayangi dan mengasihi.
Suatu ketika, tanpa sepengetahuan Purbasari, Lutung Kasarung memohon kepada ibundanya untuk membuatkan taman dan telaga yang indah untuk Purbasari. Ibundanya pun memerintahkan para dewa dan bidadari turun ke bumi untuk mewujudkan keinginan putranya.
Hilangnya Kutukan pada Tubuh Purbasari
Saat Lutung Kasarung menunjukkan taman dan telaga yang indah itu, Purbasari sangat bahagia. Ia pun ingin segera mandi dan membersihkan diri di telaga yang penuh dengan air jernih itu.
Ajaibnya, setelah Purbasari mandi di telaga itu, ternyata kutukan yang ada di tubuhnya pun musnah sehingga kecantikannya pun kembali terpancar seperti sebelumnya. Hal ini semakin membuat Lutung kasarung kagum dengan perempuan yang cantik dan sebaik Purbasari.
Kabar kembalinya kecantikan Purbasari ternyata juga didengar oleh Purbararang. Hal ini juga membuat Purbararang khawatir jika Purbasari kembali ke kerajaan bisa mengganggu tahta kerajaan yang telah dikuasainya sehingga ia berniat untuk menyingkirkan Purbasari selama-lamanya.
Suatu hari, Purbararang menantang Purbasari untuk beradu rambut. Barangsiapa yang rambutnya paling Panjang, maka ialah yang menjadi pemenang dan menjadi ratu di kerajaan.
Sayangnya, rambut Purbasari ternyata sepanjang tumit sedangkan rambut Purbararang hanya sepanjang betisnya. Tentu saja Purbararang sangat kecewa dengan kekalahannya. Lantas, Ia pun membuat tantangan baru untuk membandingkan ketampanan calon suami
Purbasari dengan calon suami Purbararang. Bahkan Purbararang berani menyerahkan tahta kerajaan jika calon suami Purbasari memiliki wajah yang lebih tampan daripada calon suaminya.
Seketika itu, Purbasari merasa tidak mampu menang. Ia hanya mampu menggenggam tangan Lutung Kasarung dan mengucapkan bahwa Ia sangat mencintai Lutung Kasarung yang baik hati itu.
Keduanya ternyata telah sama-sama saling mencintai. Purbasari pun berlinang air mata saat dihina oleh Purbararang karena menganggap monyet hitam itu adalah calon suami Purbasari.
Lutung Kasarung Berubah ke Wujud Aslinya sebagai Pangeran Guruminda
Akan tetapi, tak disangka-sangka munculah asap mengepul menyelimuti Lutung Kasarung. Di hadapan anggota kerajaan dan seluruh rakyat, sosok Lutung Kasarung itu menghilang dan berubah menjadi seorang Pangeran Guruminda yang sangat tampan dan gagah.
Semua orang yang ada di sana pun terkejut, termasuk Purbararang. Ia pun kalah dengan tantangan yang dibuatnya sendiri. Ia merasa kalah dan memohon ampun atas kejahatan yang pernah Ia lakukan kepada Purbasari.
Karena Purbasari memiliki hati yang baik, maka Ia pun memaafkan kesalahan kakaknya itu. Sejak saat itu, Purbasari pun kembali bertahta sebagai Ratu di Kerajaan Pasir batang. Semua rakyat pun bahagia menyambut kembalinya Purbasari di tengah-tengah mereka.
Kebahagiaan pun tak usai sampai di situ saja. Pangeran Guruminda juga segera meminang Purbasari untuk menjadi istrinya. Akhirnya mereka pun hidup bahagia bersama selamanya.
Nah, Bunda itulah dongeng nusantara Lutung Kasarung dan Purbasari yang bisa menjadi inspirasi dongeng untuk si kecil di rumah. Pesan moral yang bisa diambil dari cerita ini adalah kebenaran dan kebaikan dapat mengalahkan kejahatan sehingga orang baik dan benar akan menjadi pemenangnya. Sangat menarik ya Bund!
Baca Juga: