Penulis: Aulia Elsa | Editor: Handa

Siapa yang sering membacakan dongeng untuk anak? Paling sering membaca dongeng tentang apa, nih Bund? Apakah Bunda pernah mendongeng cerita rakyat dari Indonesia?

Kalau belum, bolehlah sesekali Bunda mengenalkan dongeng cerita rakyat indonesia ke buah hati. Ada banyak cerita rakyat dari berbagai penjuru daerah di Indonesia, salah satunya Dongeng Sangkuriang. Selain menarik, dongeng tersebut juga memiliki pesan moral yang bisa diajarkan ke anak, loh Bund!

Pasti Bunda sudah tidak asing dengan cerita rakyat dari Jawa Barat tersebut kan? Nah, untuk mengingatkan kembali, yuk langsung scroll ke bawah Bund! Siapa tahu bisa Bunda bisa dongengkan ke anak.

Dayang Sumbi yang Cantik

Dahulu kala, lahirlah seorang bayi cantik bernama Dayang Sumbi. Semakin dewasa, kecantikannya semakin tiada duanya. Banyak raja yang ingin mempersuntingnya, bahkan mereka sampai berperang untuk memperebutkan Dayang Sumbi.

Namun, Dayang Sumbi belum mau menikah, sehingga ia memutuskan untuk mengasingkan diri bersama anjingnya yang bernama Tumang. Suatu hari, ketika Dayang Sumbi sedang menenun, tiba-tiba gulungan benangnya terjatuh. Karena tak bisa mengambilnya, tiba-tia ia berkata, “Siapapun yang bisa mengambilkan benang yang jatuh itu, jika dia perempuan akan ku jadikan saudara, jika laki-laki akan ku jadikan suami.”

Dayang Sumbi Menikah dan Memiliki Seorang Anak

dongeng sangkuriang

Ternyata, yang mengambilkan gulungan benang tersebut adalah Tumang, anjingnya. Karena sudah berjanji, akhirnya Dayang Sumbi menikahi Tumang. Tumang sendiri sebenarnya adalah titisan dewa yang menjelma menjadi seekor anjing. Setelah menikah, Dayang Sumbi dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang.

Sangkuriang pun tumbuh menjadi anak yang tangguh dan gemar berburu. Setiap berburu, Sangkuriang selalu ditemani Tumang yang tidak lain adalah ayahnya sendiri, namun Sangkuriang tidak mengetahuinya.

Dayang Sumbi Marah karena Sangkuriang Membunuh Tumang

Suatu hari saat sedang berburu, Sangkuriang menyuruh Tumang untuk mengejar Wayung si babi betina yang ternyata ibu dari Dayang Sumbi. Namun, Tumang tidak menuruti perintah Sangkuriang, akhirnya Tumang dibunuh oleh Sangkuriang. Hatinya diambil dan diberikan kepada Dayang Sumbi untuk dimasak dan disantap.

Ketika Dayang sumbi tahu kalau itu adalah hati Tumang, ia pun marah. Dalam keadaan marah Dayang Sumbi memukul kepala Sangkuriang kemudian mengusirnya. Sangkuriang pun kecewa lalu pergi mengembara. Namun, akhirnya Dayang Sumbi menyesal dan berdoa agar Sangkuriang cepat pulang.

Dayang Sumbi dan Sangkuriang Jatuh Cinta

Seiring berjalannya waktu, Sangkuriang tumbuh dewasa menjadi lelaki yang gagah dan tampan. Tanpa disadari, ia pun kembali ke hutan tempat asalnya dulu dan bertemu dengan seorang putri cantik yang tidak lain adalah Dayang Sumbi, ibunya sendiri. Dayang Sumbi memang punya kesaktian sehingga ia terlihat awet muda.

Mereka berdua ama-sama jatuh hati hingga akhirnya menjalin kasih. Namun, keduanya tidak mengetahui kalau mereka adalah ibu dan anak karena sudah lama tidak bertemu. Hingga akhirnya Dayang Sumbi menemukan bekas luka pukulan di kepala Sangkuriang. Ia pun meyakini kalau itu adalah Sangkuriang anak kandungnya.

Dayang Sumbi memberi Syarat Jika Sangkuriang Ingin Menikahinya

Setelah mengetahuinya, Dayang Sumbi pun mencoba menjauhi Sangkuriang, namun Sangkuriang tidak menyerah dan ingin melamar Dayang Sumbi. Akhirnya, Dayang Sumbi mengajukan syarat yang mustahil dipenuhi, agar pernikahannya tidak terjadi. Ia menyuruh Sangkuriang untuk membendung Sungai Citarum serta membuat danau dan perahu dalam satu malam.

Sangkuriang pun menyanggupi persyaratan yang diberikan Dayang Sumbi. Ia yakin bisa melakukannya karena sudah berguru dan menjadi orang yang sakti. Karena kesaktiannya dan bantuan para jin, pekerjaan Sangkuriang hampir selesai.

Mengetahui hal tersebut, Dayang Sumbi pun bingung dan meminta petunjuk kepada Dewa. Hingga akhirnya Sang Dewa memerintahkan Dayang Sumbi agar ia mengibaskan selendangnya. Tak disangka, secara gaib matahari muncul sebagai tanda pagi hari telah tiba.

Terbentuklah Gunung Tangkuban Perahu

Karena merasa gagal, Sangkuriang pun marah dan menendang perahu yang sudah setengah jadi dengan sekuat tenaga. Perahu itu pun terlempar ke udara dan terjatuh dalam posisi tertelungkup. Setelah itu, jadilah Gunung Tangkuban Perahu yang dikenal sampai sekarang.

Tambahan info nih Bund! Pesan moral dari dongeng di atas adalah turutilah nasehat orang tua, sayangilah hewan peliharaan dan jangan mudah marah.

Nah, itu tadi dongeng Sangkuriang atau legenda asal usul Gunung Tangkuban Perahu yang saat ini menjadi daerah wisata di Bandung. Bagaimana sudah siap berdongeng dan mengajarkan pesan moralnya ke buah hati?

Baca juga:

Sumber