Penulis: Annisa | Editor: Aufia

Tiap suku di Indonesia memiliki keunikan dan ciri khasnya tersendiri. Mulai dari budaya, makanan tradisional, bahasa, baju adat, hingga rumah adatnya. Tak terkecuali Suku Mandar yang menempati provinsi Sumatera Barat.

Selain tradisi Toyang Roeng (permainan mirip komedi putar), yang tak kalah menarik perhatian dari Suku Mandar adalah rumah adat Boyang. Rumah berbentuk panggung yang terbuat dari material kayu ini sarat akan nilai filosofi dan benar-benar mencuri perhatian.

Apa saja sih ciri khas dan filosofi rumah adat Boyang? Simak penjelasan berikut!

Pengertian dan Jenis Suku Mandar Boyang

Filosofi dan Fakta Boyang, Rumah Adat Suku Mandar di Sulawesi Barat

Secara harfiah, Boyang diambil dari bahasa Sulawesi Barat yang berarti rumah untuk ditinggali. Terdapat dua jenis boyang, ada boyang adaq dan boyang beasa. Apa perbedaan diantara keduanya?

Boyang adaq merupakan sebutan untuk rumah yang didiami oleh seseorang atau keluarga keturunan bangsawan. Sementara itu, boyang beasa adalah rumah bagi orang biasa. 

Tahukah Bunda, meski memiliki nama yang berbeda, gaya arsitektur bagunan boyang adaq dan boyang beasa tidak terlalu berbeda loh. Penyebutan ini sebenarnya hanya bertujuan untuk menandai status sosial sang pemiliknya. Dan seperti yang sudah Catatan Bunda singgung tadi, rumah boyang merupakan rumah dengan struktur panggung yang terbuat dari material kayu.

Struktur Bangunan Boyang Suku Mandar

Rumah adat Sulawesi Barat ini ditopang oleh tiang-tiang berukuran besar yang terbuat dari balok kayu setinggi 2 meter. Tiang-tiang ini menyangga lantai sekaligus atap rumah. Uniknya, tiang tersebut tidak didorong ke dalam tanah, melainkan ditumpangkan pada batu datar untuk mencegah kayu membusuk dengan cepat, lho Bund.

Ternyata sudah dari dulu suku Mandar memiliki cara tersendiri untuk membuat bangunan lebih tahan lama. Dengan cara tersebut kayu yang digunakan lebih awet dan tidak mudah lapuk. 

Boyang memiliki konsep bangunan yang terdiri dari tiga lapis. Susunan boyang pertama yang terletak paling atas disebut tapang, meliputi atap dan loteng. Atapnya memiliki bentuk berbeda, Boyang adaq umumnya dilengkapi dengan layar atau penutup bubungan dalam 3 sampai 7 lapisan. 

Semakin tinggi bangunan rumahnya, semakin tinggi pula status sosial atau derajat kebangsawanannya. Di sisi lain, boyang beasa memiliki layar yang tidak bertumpuk alias hanya satu penutup punggungan. 

Susunan kedua yang terletak ditengah disebut roang boyang, yaitu bagian rumah yang ditinggali oleh penghuninya. Susunan ketiga yang terletak di bagian bawah disebut naong boyang yang artinya di bawah rumah. Selain struktur bangunan yang terdiri dari tiga bagian, bagian-bagian rumah juga dibagi berdasarkan tiga bidang atau tallu lotang

Filosofi dan Keunikan Suku Mandar Boyang

Tidak hanya memiliki keunikan dari arsitektur bangunannya saja, rumah adat boyang juga memiliki filosofi keunikan tersendiri, Bund. 

Ada tiga struktur bangunan dan tiga bagian boyang yang melambangkan filosofi masyarakat setempat, yaitu “dua tak terpisahkan, tiga saling membutuhkan.” Orang Mandar mengartikannya bagaikan hukum dan demokrasi. Sedangkan “tiganya saling membutuhkan” digambarkan sebagai ekonomi, keadilan, dan persatuan. 

Masyarakat Mandar sendiri memiliki kepedulian yang tinggi terhadap penegakan hukum dan demokrasi. Mereka juga menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan persatuan, khususnya dalam bidang ekonomi.

Fungsi Rumah Adat Boyang Suku Mandar

Filosofi dan Fakta Boyang, Rumah Adat Suku Mandar di Sulawesi Barat

Rumah adatBoyang terdiri dari tiga bagian rumah, dan memiliki fungsi berbeda-beda. Apa saja, ya? Ini dia:

    • Semboyang atau bagian depan rumah berfungsi untuk menerima tamu, tempat tidur tamu (jika tamu bermalam), serta tempat untuk melakukan kegiatan atau perayaan adat.
    • Tangnga boyang atau pusat rumah merupakan tempat para penghuni rumah berkumpul, tempat bersantai dan meletakkan peralatan hiburan (seperti televisi), dan tempat di mana kamar tidur utama (songi) berada.
    • Bui’ lotang atau bagian paling belakang rumah adalah tempat untuk menempatkan kamar tidur anak perempuan serta kamar tidur untuk kakek-nenek.

Bagaimana, Bund? Ternyata rumah adat Boyang memiliki filosofi yang erat kaitannya dengan ekonomi, keadilan, dan persatuan. 

Fungsinya pun juga tidak hanya sebagai tempat tinggal saja. Lebih dari itu, rumah adat suku Mandar di Sulawesi Barat ini juga digunakan untuk melakukan perayaan adat. Unik sekali ya, Bund!

Baca Juga:

Sumber