Penulis: Putri Arya | Editor: Aufia

Pernahkah Bunda mendengar istilah lordosis? Ini merupakan jenis kelainan tulang belakang yang berbeda dari kifosis dan skoliosis. Kelainan tulang belakang ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tapi juga bisa dialami anak-anak, lho Bund!

Bunda ingin tahu lebih lanjut? Langsung simak penjelasan seputar penyebab, gejala hingga penanganan lordosis berikut ini!

Apa Itu Lordosis?

Melansir dari Medical News Today, Lordosis mengacu pada kurva tulang belakang yang melengkung ke dalam secara berlebihan. Kondisi ini disebut juga dengan swayback.

Lordosis paling sering terjadi pada punggung bawah yang disebut sebagai lordosis lumbar. Jika kondisi ini terjadi di leher disebut dengan lordosis serviks.

Gejala Lordosis

Gejala paling umum dari lordosis adalah nyeri otot. Saat tulang belakang melengkung secara tidak normal, otot-otot akan tertarik ke arah yang berlawanan dan menyebabkan otot menjadi tegang. Pada penderita lordosis serviks, rasa sakit akan meluas ke leher, bahu, dan punggung bagian atas.

Cara paling mudah mengetahui apakah Bunda menderita lordosis atau tidak adalah dengan berbaring di permukaan yang rata seperti di lantai. Lalu selipkan tangan ke bawah punggung bagian bawah (di atas bokong).

Dalam kondisi normal, tangan tidak akan mudah melewati bagian tersebut dengan posisi tidur. Namun jika tangan berhasil lolos ke sisi lain tanpa hambatan, kemungkinan besar Bunda menderita lordosis.

Gejala lainnya yang dapat dialami penderita lordosis di antaranya sebagai berikut:

  • Mati rasa
  • Kesemutan
  • Bokong terlihat lebih menonjol
  • Badan terasa lemah
  • Gerakan di sekitar leher atau punggung bagian bawah terbatas
  • Kurang mampu mengontrol buang air kecil dan buang air besar

Penyebab Lordosis

Lordosis dapat terjadi pada siapa saja baik anak-anak maupun orang dewasa. Beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya lordosis di antaranya yaitu:

1. Obesitas

Obesitas atau kelebihan berat badan bisa mempengaruhi postur tubuh. Berat badan berlebih juga dapat memberi tekanan pada tulang belakang. Pada akhirnya kondisi ini akan meningkatkan risiko terjadinya lordosis.

2. Kehamilan

Meningkatnya berat badan selama masa kehamilan ikut mempengaruhi postur tubuh. Sama seperti obesitas, kondisi ini membuat tulang punggung bagian bawah menjadi melengkung ke dalam. Namun jangan cemas Bunda, lordosis selama kehamilan biasanya akan hilang dengan sendirinya pasca melahirkan.

3. Osteoporosis

Lordosis juga bisa terjadi pada usia lanjut. Osteoporosis membuat tulang punggung bawah keropos. Sehingga tulang belakang akan lebih mudah melengkung terutama saat sedang menahan beban tubuh.

4. Postur Tubuh

Posisi duduk yang tidak benar dapat membuat postur tubuh menjadi buruk, atau saat mengangkat benda berat juga dapat meningkatkan risiko terjadinya lordosis.

5. Spondylolisthesis

Ini merupakan kondisi tulang belakang bergeser dari posisi seharusnya hingga membuat posisi tulang menjadi tak sejajar. Akibatnya tulang punggung bagian bawah lebih mudah melengkung.

Kondisi lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya lordosis seperti kifosis, discitis, radang sendi, osteosarcoma, spina bifida, dan akondroplasia.

Penanganan Lordosis

Penanganan dan pengobatan lordosis biasanya bergantung pada tingkat keparahannya. Biasanya dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan sebelum melakukan pengobatan untuk mengetahui kondisi lordosis yang diderita pasien. Mulai dari tanya jawab seputar riwayat kesehatan pasien, pemeriksaan fisik, pemeriksaan pendukung (seperti rontgen atau MRI tulang belakang), serta pemeriksaan laboratorium.

Setelah mengetahui tingkat keparahan lordosis, dokter akan memberikan beberapa pilihan pengobatan, seperti:

  • Obat-obatan untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
  • Fisioterapi untuk meningkatkan kekuatan otot dan melatih gerak tubuh
  • Program diet
  • Operasi, untuk lordosis parah disertai dengan gangguan pada saraf

Meskipun sebagian besar kasus lordosis tidak membutuhkan penanganan medis, sebaiknya Bunda tidak menyepelekan kondisi ini. Segera konsultasi ke dokter dan lakukan pemeriksaan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga artikel ini bermanfaat!

Baca Juga:

Sumber

Medical News Today. (2021). What is lordosis, and what causes it?. medicalnewstoday.com

Healthline. (2019). What Causes Lordosis?. healthline.com

Alodokter. (2022). Memahami Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Lordosis. alodokter.com

Hello Sehat. (2021). Lordosis. hellosehat.com