
Penulis: Farichatul | Editor: Handa
Amenore adalah suatu kondisi pada seorang wanita dimana ia tidak mengalami menstruasi pada masa menstruasi sebagaimana mestinya. Secara singkat, amenore ini disebut dengan tidak haid pada suatu masa menstruasi. Amenore normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, serta setelah menopause.
Siklus menstruasi normal seorang wanita melibatkan interaksi antara hipotalamus-hipofisis-aksis, indung telur, dan juga organ reproduksi yang sehat. Setiap wanita memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda. Akan tetapi, rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari.
Jenis-jenis Amenore
Terdapat dua jenis amenore yang perlu Bunda ketahui, yaitu:
1. Amenore Primer
Amenore primer merupakan keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita berusia 16 tahun. Amenore primer terjadi pada 0.1– 2.5 persen wanita usia reproduksi. Adapun penyebab dari amenore primer, yaitu:
- Terdapat gangguan pada hipotalamus, yaitu suatu daerah di dalam otak yang berinteraksi dengan kelenjar pituitari yang berfungsi mengatur siklus menstruasi.
- Adanya penyakit pituitari yang dapat mempengaruhi fungsi kelenjar pituitari dalam mengatur siklus menstruasi.
- Kromosom yang abnormal dan adanya obstruksi atau sumbatan pada vagina, seperti adanya suatu membran yang menutup jalur menstruasi.
2. Amenore Sekunder
Pada amenore tipe ini, menstruasi tidak terjadi selama 3 siklus. Bahkan pada kasus oligomenorea (salah satu jenis amenore sekunder), jumlah darah menstruasi hanya sedikit. Pada beberapa kasus amenore bisa terjadi komplikasi berupa infertilitas. Terutama pada amenore yang disebabkan oleh gangguan hormon. Adapun penyebab dari amenore sekunder, yaitu:
- Penggunaan obat kontrasepsi baik oral maupun suntik seperti pil untuk membatasi atau mengatur kelahiran.
- Stress akibat penggunaan beberapa tipe obat.
- Berat badan yang sangat rendah akibat adanya gangguan pada thyroid.
- Olahraga berat atau berlebihan yang dilakukan secara teratur seperti lari jarak jauh, khususnya jika lemak tubuh rendah.
- Adanya gangguan pada indung telur (ovarium) seperti akibat kemoterapi atau munculnya kista ovarium.
Gejala-Gejala Amenore
Telat datang bulan satu atau dua hari mungkin masih menjadi hal yang normal t=dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika kejadian tersebut terulang beberapa kali, Bunda perlu mewaspadainya. Untuk itu, Bunda perlu mengetahui beberapa gejala ameore, seperti:
- Tidak terjadinya menstruasi pada usia 16 tahun. Kondisi tersebut bisa saja terjadi baik dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder.
- Anda tidak mendapatkan menstruasi padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan menstruasi.
- Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenore.
Cara Mencegah Amenore
Setelah mengetahui berbagai penyebab dan juga gejala dari amenore, ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan diri terhadap amenore, yaitu
- Berkonsultasi dengan dokter yang kompeten jika kita mengalami kejadian tidak menstruasi selama 3 kali atau lebih secara berturut-turut.
- Jika kemungkinannya adalah karena kehamilan, lakukan test kehamilan yang dapat dilakukan di rumah atau ke tempat pelayanan kesehatan.
- Apabila masa atau siklus menstruasi tidak selalu sama tiap bulannya, catatlah kapan mulainya dan berapa lama berlangsungnya kemudian berikan informasi-informasi tersebut kepada dokter.
- Pertahankan dan jaga berat badan yang sehat sesuai dengan indek masa tubuh dengan diet dan olahraga yang teratur.
Amenore dapat diobati dengan beberapa cara, tapi hal itu tergantung pada apa yang menyebabkan amenore tersebut terjadi. Mengubah pola diet dan program olahraga yang disesuaikan dengan kemampuan tubuh masing-masing menjadi hal pertama yang dapat dilakukan untuk mengobati amenore.
Selain itu, konsultasi kepada dokter ahli terkait kondisi yang dirasakan pastinya akan sangat membantu dalam proses pengobatan amenore. Karenanya, jika Bunda sering mengalami telat datang bulan, sebaiknya pergi ke dokter kandungan untuk mengetahui penyebabnya.
Baca juga: