Penulis: Mei | Editor: Handa

Menjadi seorang ibu adalah sebuah keistimewaan yang tak ternilai harganya. Bagaimana tidak? Hanya ibu yang memiliki kesempatan untuk mengandung, menyusui, mendidik, hingga merawatnya sampai sang anak dewasa. Tentu hal ini menjadi kesempatan yang sangat berharga, bukan?

Dalam Islam, surga anak berada di telapak kaki Ibu, maka wajib bagi mereka untuk berbakti kepada ibu. Karenanya, Bunda perlu menanamkan kepada sang buah hati untuk selalu taat kepada Bunda dan ayah. Ada beberapa hadist yang mengajarkan bagaimana seharusnya kewajiban anak kepada Ibu, antara lain:

1. Hadist Kedudukan Ibu dalam Islam

Islam mengajarkan bahwa Ibu adalah seseorang yang paling mulia bagi anaknya. Selain itu, ridha Ibu terhadap anaknya juga disamakan dengan ridha Allah SWT. Jika ibu meridhai apa yang anaknya lakukan, maka itu sama artinya bahwa Allah juga akan meridhai anaknya dan begitu pula sebaliknya.

Untuk itu, sangat penting bagi Bunda untuk menjelaskan kepada anak bahwa ibu adalah sosok yang penting dalam hidupnya. Pasalnya, segala sesuatu yang dilakukan atas ridha dan izin ibu, maka kelak sang anak akan mendapat keberkahan dan kenikmatan yang tiada tara. Hal ini sesuai dengan hadist Al Bukhari dalam Adabul Mufrod. yang artinya:

“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata, “Ridha Allah tergantung ridha orang tua dan murka Allah tergantung murka orang tua.“ [Al Bukhari dalam Adabul Mufrod ]

2. Hadist tentang Perjuangan Ibu

Perjuangan ibu memang sangat berjasa untuk kehidupan sang anak. Dengan penuh kasih sayang ibu mengandung, melahirkan, menyusui, dan merawat anaknya hingga dewasa. Sungguh hal ini adalah perjuangan ibu yang besar yang ak bisa dibalas dengan apapun.

Oleh karena itu, ajarkan kepada anak untuk selalu taat dan patuh kepada orang tua agar selalu mendapatkan ridhonya. Hal ini terdapat dalam hadist dan ayat Al Quran berikut ini:

Dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar Ka’bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang yaman itu pun bersenandung,

“Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh – Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.”

Orang itu lalu bertanya kepada Ibnu Umar, “Wahai Ibnu Umar, apakah aku telah membalas budi kepadanya?”, Ibnu Umar menjawab, “Engkau belum membalas budinya, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan.” (Adabul Mufrad no. 11;  Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

3. Hadist Tentang Hak Ibu

Dari berbagai perjuangan dan kewajiban yang dilakukan ibu terhadap anaknya, maka anak juga berkewajiban untuk menyenangkan hati ibunya dan tidak membuatnya bersedih ataupun kecewa. Ajarkan anak untuk selalu menjaga tutur kata, hormat, menyayangi, dan membahagiakan ibu.

Namun bukan berarti anak tidak berbakti atau durhaka kepada ayah melainkan hal yang diperoleh ibu untuk mendapatkan semua hal itu lebih besar dibandingkan dengan yang diperoleh ayah. Hal ini juga terdapat dalam hadist berikut ini yang artinya:

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan kalian berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menolak kewajiban dan menuntut sesuatu yang bukan menjadi haknya. Allah juga membenci jika kalian menyerbarkan kabar burung (desas-desus), banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” [HR Bukhari dan Muslim].

“Seseorang datang kepada Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Aku akan berbai’at kepadamu untuk berhijrah, dan aku tinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.” Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis.” [HR. Abu Dawud , An-Nasa-i,, Al-Baihaqi  dan Al-Hakim].

4. Hadist Kasih Sayang Ibu

Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa. Penggalan lagu tersebut memang benar-benar sesuai dengan bentuk kasing sayang ibu yang diberikan kepada anaknya. Ibu rela melakukan apapun untuk kebahagiaan anaknya. Banyak yang sudah dikorbankan ibu untuk memberikan kasih sayang yang tulus kepada anak-anaknya.

Tentu hal ini akan menjadi pelajaran yang sangat berharga yang perlu Bunda ajarkan kepada anak. Tanpa Bunda sadari, anak juga memiliki kasih sayang yang tulus yang tak bisa ia ungkapkan langsung kepada Bunda. Hal ini sesuai dengan hadist berikut ini yang artinya :

Diceritakan oleh Muslim bin Ibrahim, diceritakan oleh Ibnu Fudlalah, diceritakan oleh Bakr bin Abdullah al-Muzanni, dari Anas bin Malik:

Datang seorang wanita kepada Aisyah radliyallahu ‘anha (meminta-minta), Aisyah memberinya tiga butir kurma (karena hanya itu yang dimilikinya). Wanita itu memberi masing-masing anaknya satu butir kurma, dan menyimpan sebutir lainnya untuk dirinya sendiri. Setelah kedua anaknya memakan kurma (pemberian Aisyah), keduanya menatap pada ibunya. Sang ibu mengambil kurma (jatahnya) kemudian membelahnya. Ia memberi masing-masing anaknya separuh kurma tersebut.

Tak berselang lama, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam datang. Aisyah menceritakan peristiwa (yang baru saja disaksikannya). Lalu Rasulullah bersabda: “Apa yang mengejutkanmu dari itu? Sungguh Allah telah merahmati ibu tersebut karena kasih sayangnya kepada anaknya.” [HR Bukhari dalam Adab al-Mufrad].

Beberapa hadist di atas sudah sangat jelas bahwa ibu menjadi sosok yang berperan penting dalam kehidupan anak. Sebelum anak hadir di dunia pun ibu telah memberikan kasih sayangnya yang tulus kepada anaknya. Maka dari itu, anak memiliki kewajiban untuk berbakti, taat, dan sayang kepada orang tua, terutama ibu.

Baca juga: