Penulis: Siti Rulli | Editor: Aufia

Pernah mendengar tentang tanaman porang? Memiliki nama latin Amorphophallus muelleri, tanaman ini bisa tumbuh hingga mencapai tinggi 1,5 meter, lho Bund! 

Tak hanya itu, tanaman porang ini juga bisa digunakan sebagai obat herbal. Harganya pun terbilang cukup tinggi, sekitar Rp. 2,500 per umbi. Makanya gak heran, kalau saat ini tanaman porang sudah dibudidayakan secara konvensional.

Apa saja sih manfaat tanaman porang? Kenapa akhir-akhir ini sangat populer? Lalu, bagaimana cara menanam porang agar tumbuh subur? Simak ulasan berikut untuk menemukan jawabannya!

Manfaat Tanaman Porang

Bisa Gantikan Nasi, Ini 6 Manfaat dan Cara Menanam Tanaman Porang

Sebelum memutuskan untuk membudidayakannya, tak ada salahnya lho, Bunda mengenali dulu berbagai manfaat tanaman porang. Nah, mengutip dari berbagai sumber, berikut manfaat tanaman porang untuk kesehatan!:

1. Bahan pangan pengganti nasi

Tahukah Bunda, kandungan karbohidrat pada porang atau iles-iles ini cukup tinggi. Tak sampai disitu, porang juga kaya glukomanan yang baik untuk kesehatan. Sementara itu, kandungan kalorinya lebih rendah dari nasi putih. 

Itulah kenapa, porang cocok dijadikan bahan pangan alternatif pengganti nasi. Bahkan, ada yang mengklaim porang lebih sehat dari nasi, lho!

2. Menurunkan kadar kolesterol dalam darah

Menurut The American Journal of Clinical Nutrition, kadar glukomanan dalam tanaman porang efektif mengurangi jumlah kolesterol, dengan cara mengeluarkannya melalui feses. Karena itulah, secara otomatis kadar kolesterol dalam darah menurun.

Tapi perlu diingat, porang mengandung kristal CaOX (kalsium oksalat) dan asam oksalat. Artinya, jika pengolahannya tidak benar, akan menimbulkan rasa pahit.

3. Lem alami untuk bahan obat

Kandungan Konjac glucomannan (KGM) pada umbi porang ternyata bermanfaat untuk dunia kesehatan, lho! Umumnya umbi porang digunakan sebagai pembentuk dan perekat kapsul obat-obatan.

4. Cocok digunakan sebagai menu diet

Selain digunakan sebagai perekat kapsul obat, Konjac glucomannan (KGM) juga bisa dijadikan pengental alami. Pengental inilah yang membuat rasa kenyang bertahan lebih lama dan tidak mudah lapar. Sehingga, secara tidak langsung akan mengurangi asupan makanan yang menyebabkan kenaikan berat badan.

5. Camilan sehat

Tak hanya glukomanan, umbi porang juga kaya serat. Serat ini tidak berwarna dan mudah larut dalam air. Konsistensinya mirip agar-agar, kenyal dan tanpa bau. Itulah kenapa, banyak yang mengolahnya menjadi agar-agar porang.

6. Mengontrol kadar gula darah dalam tubuh

Glukomanan juga efektif menekan produksi hormon ghrelin. Sehingga, dengan mengkonsumsinya, kadar gula dalam tubuh bisa lebih terkontrol. Alhasil, risiko Diabetes dapat dihindari.

Cara Menanam Tanaman Porang

Kaya manfaat, nilai jual tinggi, tanah di Indonesia cocok untuk tanaman porang. So, kurang apa lagi? Kenapa tak membudidayakannya sendiri!

Lalu, bagaimana cara menanam puring agar tumbuh subur? Ikuti langkah-langkah berikut, Bund!

    • Siapkan anjir atau batang bambu untuk menegakkan tanaman.
    • Buatlah jarak anjir, sekitar 1 meter x 1 meter (khusus yang menggunakan bibit jenis umbi dan katak/ bintil.
    • Selanjutnya, buatlah lubang dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm atau sesuaikan dengan ukuran bibit.
    • Sebelum umbi porang ditanam, berikan pupuk dasar lebih dulu.
    • Letakkan bibit porang dalam lubang tersebut dengan kondisi bakal tunas menghadap ke atas (jika menggunakan bibit umbi).
    • Namun ketika Bunda menggunakan bibit jenis bintil tunas tidak perlu dibalik.
    • Kemudian tutup lubang tanah tersebut dengan ketebalan 3 cm

Setelah mengetahui manfaat tanaman porang, apakah Bunda tertarik untuk menanamnya sendiri? Oh iya Bund, sebelum menggunakan porang sebagai pengobatan alternatif, konsultasikan dulu ke dokter ya!

Baca Juga:

Sumber

CNN Indonesia (2021).Tanaman Porang: Manfaat dan Cara Menanam. cnnindonesia.com

Entrepreneur Bisnis (2021).Tanaman Porang: Cara Budidaya dan Manfaatnya. entrepreneur.bisnis.com

Tirto. (2021).Mengenal Tanaman Porang: Manfaat, Harga, Budidaya, & Nilai Bisnis. tirto.id