Penulis: Siti Rulli | Editor: Aufia

Pasti banyak yang sudah pernah mengalami cacar air! Penyakit yang disebabkan oleh virus Varicella-zoster (VZV) ini memang sangat menular.

Umumnya, penderita cacar air akan mengalami gejala awal berupa demam; pusing; nyeri otot; lelah; lemas; nafsu makan berkurang; dan tidak enak badan. Kemudian, muncul bintik-bintik merah berair yang terasa gatal di berbagai area tubuh. Pada beberapa kasus, ruam atau lepuhan cacar bisa menyebar ke area vital, misalnya mata dan organ intim.

Lazimnya, penyakit cacar hanya terjadi satu kali seumur hidup. Tapi, tidak menutup kemungkinan seseorang terkena cacar air dua kali, lho. Kira-kira kenapa ya? Let’s find out, Bund!

Mungkinkah Terkena Cacar Air Dua Kali?

Sebenarnya, orang yang pernah mengidap cacar air memiliki kekebalan seumur hidup dari virus penyebabnya, Varicella-zoster (VZV). Namun, kemungkinan terkena cacar air kedua memang bisa terjadi. Meskipun tubuh telah memiliki antibodi setelah infeksi pertama dan sudah menerima vaksin. Kondisi tersebut dikenal dengan reinfeksi.

Berdasarkan studi yang dimuat Medical Journal Armed Forces India (2015), terdapat kasus terjadinya cacar air kedua pada remaja (usia 19 tahun). Ia pernah mengidap cacar air di usia 5 tahun dan melakukan vaksinasi di usia 15 tahun.

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebab reinfeksi cacar air. Ilmuwan menduga kondisi ini mengarah pada terjadinya mutasi genetik. Sehingga, perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikan dugaan tersebut.

Siapa yang Berisiko Terkena Cacar Air Dua Kali?

Meski penyebab pastinya belum diketahui, ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang lebih rentan terkena cacar air berulang. Apa saja? Berikut, Bund:

    • Kasus cacar air pertama diderita sebelum berusia 6 bulan.
    • Gejala yang timbul pada kasus cacar air pertama sangat ringan.
    • Menderita gangguan sistem kekebalan tubuh. Seperti ketika imunitas melemah karena kelelahan maupun depresi, menderita autoimun, atau mengidap HIV.

Pada beberapa kasus, orang yang didiagnosa mengidap cacar air kedua sebetulnya sedang mengalami serangan pertama. Hal ini bisa terjadi karena ia mendapat diagnosis yang salah pada kasus pertama. 

Pasalnya, beberapa ruam karena gigitan serangga maupun infeksi virus lain bisa menyerupai ruam cacar air. Itulah sebabnya orang tua dan tenaga non-medis mencurigainya sebagai cacar air.

Agar tidak salah diagnosa, segera periksa ke dokter ketika menemukan ruam seperti cacar air di permukaan kulit. Kemudian mintalah tes pengujian cacar air. Meski jarang diperlukan, namun rangkaian tes tersebut berguna untuk memastikan apakah Bunda benar-benar menderita cacar air atau tidak.

Nah, tes untuk mendiagnosis cacar air terdiri dari:

    • Kultur virus: tim medis memeriksa cairan dari lesi cacar air.
    • Tes tingkat antibodi IgG dan IgM.

Waspadai Kemungkinan Terkena Cacar Api!

Seperti yang sudah Catatan Bunda jelaskan, virus cacar air tidak sepenuh hilang dari dalam tubuh. Virus tersebut menetap pada tubuh dalam keadaan tidak aktif (dorman) atau sedang ‘tidur’. 

Ketika virus tersebut kembali aktif dan menginfeksi tubuh, Bunda akan mengalami kondisi medis bernama cacar api atau herpes zoster

Gejala cacar api memang mirip dengan cacar air. Bedanya pada pola lokasi lentingnya. Infeksi cacar air menyebabkan lenting atau bintik air pada seluruh tubuh. Sementara infeksi herpes zoster (cacar api), pola lentingnya mengikuti dermatom (pola persarafan tubuh). 

Cara Mencegah Terkena Cacar Air Dua Kali

Meski reinfeksi cacar air jarang terjadi, tapi ada baiknya Bunda melakukan langkah pencegahan. Kira-kira bagaimana caranya? Well, ikuti langkah berikut, Bund!:

    • Melakukan vaksinasi cacar air.
    • Selalu menjaga kebersihan, terutama jika tinggal dengan orang yang sedang terinfeksi cacar air.
    • Menerapkan gaya hidup sehat. Mulai dari olahraga rutin, tidur yang cukup, dan mengonsumsi makanan bergizi.
    • Menghindari kontak dengan penderita cacar air. Misalnya berada dalam ruangan yang sama selama lebih dari 15 menit, menyentuh ruam cacar, dan memegang benda yang terkontaminasi cairan dari ruam maupun percikan napas.
    • Menjaga daya tahan tubuh.

Meski jarang terjadi, seseorang bisa terkena cacar air dua kali. Oleh sebab itu, sebaiknya Bunda melakukan langkah pencegahan, termasuk menghindari kontak dengan penderita cacar air dan melakukan vaksinasi.

Jika Bunda menemukan adanya ruam atau bintik-bintik mirip cacar air, segera periksa ke dokter. Tujuannya supaya mendapatkan diagnosa dan pengobatan yang tepat.

Baca Juga:

Sumber