Penulis: Aulia Elsa | Editor: Handa

Ari-ari atau dikenal juga dengan plasenta adalah organ yang menempel pada dinding rahim selama Bunda mengandung si kecil. Sebenarnya ari-ari adalah organ tubuh yang masih dianggap membingungkan, karena di beberapa negara lain, ari-ari dianggap sebagai sisa-sisa kelahiran yang harus dibuang.

Di Indonesia ari-ari dianggap sebagai sesuatu hal perlu mendapat perlakuan dan perawatan yang khusus. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai teman si kecil selama di dalam kandungan.Ari-ari ini sebenarnya memiliki fungsi sebagai penyalur oksigen dan nutrisi untuk bayi.

Selain itu, ari-ari juga berperan dalam membuang zat-zat yang tidak diperlukan si kecil. Ari-ari ini juga mampu melindungi janin dari kuman serta bakteri yang menyebabkan penyakit, dan juga bermanfaat sebagai antibodi yang melindungi si kecil sekitar 3 bulan setelah lahir.

Fakta tentang Ari-ari

Ari-ari memiliki beberapa fakta menarik yang perlu Bunda ketahui, antara lain:

  • Ari-ari menyediakan kebutuhan bayi selama di dalam rahim. Makanan yang Bunda konsumsi akan dipecah di dalam ari-ari, lalu protein masuk ke aliran darah dan diteruskan melalui plasenta atau ari-ari dan tali pusarnya menuju aliran darah bayi.
  • Ari-ari membantu memberi kekebalan tubuh pada bayi. Bahkan ketika Bunda terkena infeksi bakteri, bayi bisa terlindungi oleh ari-arinya. Antibodi bayi sebelum lahir adalah plasenta, sedangkan setelah lahir adalah melalui ASI.
  • Ari-ari adalah organ sekali pakai. Jika organ tubuh yang lain bisa digunakan oleh manusia selama hidup, ari-ari tidak digunakan kembali ketika bayi sudah lahir. Karena ari-ari memang diciptakan untuk janin.

Karena dianggap sebagai organ yang penting bagi bayi, Bunda juga perlu mengurus ari-ari dengan cara yang benar. Berikut beberapa cara menangani ari-ari, seperti:

1. Mencuci Ari-ari

Tidak ada aturan khusus dalam mencuci ari-ari, namun ada cara yang bisa dilakukan dengan alasan kebersihan. Berikut caranya:

  • Basahkan ari-ari dan gosok perlahan menggunakan garam dan asam jawa, kedua bahan tersebut digunakan karena dipercaya bisa menghilangkan noda dan darah pada ari-ari.
  • Lalu bilas dengan air mengalir setelah ari-ari sudah bersih dari noda dan darah, hal ini agar sisa darah ikut larut bersama air.
  • Berikan perasan jeruk nipis untuk menghindari bau yang kurang sedap
  • Keringkan ari-ari dengan mengusapnya perlahan

2. Membungkus Ari-ari

Sebelum menguburnya, sebaiknya Bunda memberikan kain putih untuk membalut ari-ari. Beberapa orang juga menggunakan kendi untuk menaruh ari-ari. Jadi setelah di balut kain putih, ari-ari dimasukkan ke dalam kendi.

3. Mengubur Ari-ari

Mengubur ari-ari juga dilakukan untuk menghindari dimakan binatang atau membusuk. Cara yang bisa dilakukan yaitu:

  • Bungkus ari-ari dengan kain, biasanya yang umum digunakan adalah kain berwarna putih
  • Gali tanah sekitar 70 cm sampai 1 meter, hal ini dilakukan agar hewan tidak bisa mengganggu atau menjangkau ari-ari yang sudah dipendam dan aromanya juga tidak tercium
  • Kubur plasenta dan pastikan gundukan tanahnya rapat dan padat
  • Taruh batu besar di atasnya agar lebih aman

Nah, itulah cara mengubur ari-ari yang bisa dilakukan dan perlu dipahami. Selain itu juga sudah dijelaskan mengenai ari-ari serta fakta menarik dan cara mencucinya sebelum dikuburkan.

Ari-ari adalah organ penting selama bayi masih dalam kandungan, maka dari itu Bunda perlu memperhatikan bagaimana cara menangani ari-ari dengan benar dan tidak bisa asal. Sesuaikan juga dengan kepercayaan masing-masing ya, Bunda.

Baca juga: