Penulis: Aulia Elsa | Editor: Aufia

Bunda pasti sudah sering mendengar istilah tentang majas. Majas juga disebut sebagai gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang imajinatif atau berupa kiasan. Tujuan dari majas ini adalah untuk memberikan kesan dan maksud tersirat dalam kalimat agar karya sastra tersebut semakin hidup.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), majas juga diartikan sebagai cara melukis sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Selain itu, KBBI juga memaknainya sebagai kiasan.

Majas memiliki beberapa jenis dengan arti dan penggunaan yang berbeda-beda, Bunda bisa mengajarkan jenis-jenis majas ini kepada anak untuk menambah pengetahuannya. Berikut ini beberapa jenis-jenis majas beserta contohnya:

1. Majas Perbandingan

Majas ini berisi kata kiasan yang menyatakan perbandingan dalam menciptakan kesan dan pengaruh ke pendengarnya. Majas perbandingan terbagi menjadi:

    • Majas asosiasi

Majas atau gaya bahasa asosiasi ini adalah perbandingan dua hal yang hakikatnya berbeda, tapi sengaja dianggap sama. Keduanya dihubungkan dengan ‘seperti’, ‘bak’, ‘bagaikan’, ‘ibarat’, dan ‘seumpama’. Contohnya seperti:
1. Wajahnya bercahaya bagai sinar matahari.
2. Rina dan ibunya sangat mirip, bagaikan pinang dibelah dua

    • Majas personifikasi

Majas ini menggambarkan benda-benda tidak bernyawa yang seolah-olah punya sifat seperti manusia. Contoh majasnya yaitu:
1. Pohon di pinggir jalan menari-nari tertiup angin.
2. Bulan tampak tersenyum kepada bintang

    • Majas metafora

Majas ini adalah majas perbandingan yang berisi ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Majas ini menggunakan pemakaian kata yang bukan dengan arti sebenarnya seperti digunakan dalam persamaan dan perbandingan. Contohnya:
1. Keberanian menjelma kata-kata.
2. Ketika gagal, janganlah kamu berkecil hati.

    • Majas hiperbola

Majas ini adalah majas yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu dengan dilebih-lebihkan. Tujuannya untuk menekan, memperhebat, atau memberi kesan berlebihan. Contohnya:
1. Harga cabai di pasar sudah meroket.
2. Si kecil punya cita-cita setinggi langit

2. Majas Pertentangan

Majas ini menggunakan ciri kata-kata dengan kedua objek bertentangan. Beberapa majas dan contohnya yaitu:

    • Litotes

Lawan dari majas hiperbola, majas ini mengecilkan atau menyempitkan sebuah ungkapan. Tujuannya untuk merendahkan diri. Contoh:
1. Silahkan dinikmati sajian kami yang hanya berupa nasi dan sambal.
2. Terimalah bingkisan tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku

    • Paradoks

Majas ini adalah pertentangan dua objek yang berbeda. Majas ini juga mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada. Contohnya:
1. Dia besar tapi nyalinya kecil.
2. Tinggal di kota yang ramai, tapi hidupnya kesepian

    • Antitesis

Majas ini berisi panduan dua kata yang berlawanan. Contohnya:
1. Lebih dan kurangnya saya minta maaf.
2. Hidup dan matinya manusia ada di tangan Tuhan.

3. Majas Sindiran

Majas ini bertujuan menyindir perilaku, seseorang, maupun kondisi tertentu dengan menggunakan kata kiasan. Beberapa majas dan contohnya yaitu:

    • Ironi

Majas ini adalah kata-kata yang bertentangan dengan fakta atau kenyataannya. Bentuk kalimatnya seperti sebuah pujian namun sebenarnya adalah sebuah sindiran. Contohnya:
1. Makanannya sangat enak, sampai aku tidak mau mencicipinya lagi.
2. Sopan sekali cara bicaranya sampai teriak-teriak begitu

    • Sinisme

Di majas ini, bentuk kalimatnya adalah penyindiran secara langsung. Walaupun bentuk kalimatnya tidak diperhalus seperti majas sebelumnya, gaya bahasa ini tidak bisa disebut kasar begitu saja. Contohnya:
1. Dia pelit sekali, tidak mau membagi makanannya denganku.
2. Kenapa dia sombong sekali, bertegur sapa saja tidak mau.

    • Sarkasme

Bentuk kalimat sarkasme disampaikan secara langsung dan cenderung kasar. Bahkan bisa terdengar seperti sebuah hujatan. Contohnya:
1. Penyanyi itu suaranya jelek sekali, telingaku sampai sakit.
2. Dia tidak pantas menjadi pemimpin, cara bicaranya saja tidak jelas.

4. Majas Penegasan

Majas ini bertujuan untuk memperkuat pengaruh dan mendapatkan persetujuan pembaca atau pendengar. Beberapa majas dan contohnya yaitu:

    • Repetisi

Majas ini berisi pengulangan kata yang sama dengan maksud menarik perhatian atau bersifat sebagai penegasan. Contohnya:
1. Dialah yang ku tunggu, dialah yang ku nanti, dialah yang ku harapkan.
2. Agama manapun akan mengajarkan kebaikan dalam kehidupan manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, dan manusia dengan Tuhan.

    • Paralelisme

Majas ini umumnya terdapat dalam puisi yang disusun atas baris yang berbeda. Contohnya:
1. Dimataku, kamu adalah kertas putih yang bersih tanpa noda sedikitpun.
2. Kamu datang merebut hatiku, kamu campakkan aku, lalu kamu menghilang tanpa jejak.

    • Pleonasme

Majas ini menggunakan kata-kata dengan makna yang sama. Kesan yang diperoleh memang sepertinya kurang efektif tapi memang sengaja dilakukan agar mendapat efek penegasan yang diinginkan. Contohnya:
1. Bunda melihat kebakaran rumah dengan mata kepalanya sendiri.
2. Aku mengarungi samudera luas demi menemuimu.

Itulah beberapa jenis majas dan contohnya. Ada banyak jenis majas lain yang bisa Bunda ajarkan kepada anak dan mengajarkan mana yang baik untuk digunakan dan tidak. Semoga bermanfaat ya, Bunda.

Baca Juga:

Sumber