
Penulis: Siti Rulli | Editor: Aufia
Pernahkah Bunda mendengar istilah penyakit difteri? Penyakit ini tergolong mudah menular dan cukup berbahaya, lho Bund Jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan masalah lainnya terhadap tubuh.
Lantas, apa saja gejala difteri? Apa penyebabnya? Apakah penyakit ini bisa diobati? Yuk, cari tahu info lengkapnya disini, Bund!
Apa Penyebab Difteri pada Anak?
Difteri adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae. Penyakit ini masuk dalam kategori menular dan umumnya bisa ditularkan melalui partikel udara, benda, luka yang terinfeksi bakteri, dan sebagainya. Menurut Boston Children Hospital, ada dua jenis difteri yang bisa menyerang pada anak yaitu:
- Difteri kulit yang ditandai dengan munculnya bercak kuning pada bagian tubuh anak.
- Difteri pernapasan yang disebabkan berkembangnya bakteri pada area tenggorokan.
Faktor Risiko Penyakit Difteri
Sebenarnya tak hanya anak-anak saja yang bisa terkena difteri, orang dewasa pun juga bisa terjangkit penyakit ini. Emm.., kalau seperti itu, apa saja faktor-faktor yang menyebabkan seseorang lebih berisiko terkena difteri? Berikut, Bund!
- Tinggal di daerah padat penduduk atau lokasi tidak higienis
- Berkunjung ke daerah dengan cakupan vaksin difteri rendah
- Tidak pernah mendapatkan vaksin difteri
- Menjalani pola hidup tidak sehat
- Sistem imun anak lemah
- Menggunakan peralatan pribadi contohnya alat makan dan alat mandi secara bersama-sama
- Kondisi lingkungan dengan sanitasi dan kebersihan yang buruk
- Anak berusia di bawah 5 tahun dan orang dewasa di atas 60 tahun
- Memiliki permasalahan gangguan sistem imun seperti penyakit HIV/AIDS
Gejala Difteri yang Harus Dikenali Sejak Dini
Jika anak terkena bakteri yang menyebabkan difteri biasanya gejala akan muncul setelah 2-5 hari pasca terinfeksi. Gejala umumnya anak akan merasa seperti terserang flu. Bahkan beberapa juga tidak menimbulkan gejala berat.
Meski begitu, Bunda perlu mewaspadai beberapa gejala difteri di bawah ini:
- Demam dan menggigil
- Sakit tenggorokan
- Sesak napas
- Suara serak
- Hidung berlendir seperti flu
- Detak jantung meningkat
- Batuk yang keras
- Sakit kepala
- Lelah dan lemas
- Gangguan penglihatan
- Bicara cadel
- Tanda-tanda syok seperti kulit pucat, berkeringat dingin, cemas, dan sebagainya
- Adanya pembengkakan kelenjar getah bening pada bagian leher
- Terjadinya pembengkakan pada langit-langit mulut
Cara Pengobatan Difteri
Pengobatan difteri akan disesuaikan dengan tingkat keparahan dan gejalanya. Umumnya sebagai tindakan utama setelah terdiagnosis difteri dokter akan menginformasikan pada departemen kesehatan setempat dan merawat semua anggota keluarga yang tinggal bersama di rumah karena berisiko tertular juga.
Kemudian tindakan yang bisa diambil sebagai langkah pengobatan adalah.
- Pemberian antibiotik untuk membunuh bakteri dan mencegah penularan lebih meluas
- Pemberian suntikan antitoksin ke pembuluh darah untuk menetralkan racun
Penyakit difteri mudah sekali menular dan bisa memicu komplikasi penyakit lain. Itulah sebabnya kenali gejalanya sejak dini dan segera konsultasikan pada dokter jika anak mengalami gejala tersebut.
Upaya lain yang juga bisa Bunda lakukan sebagai pencegahan penyakit difteri bisa dengan melakukan imunisasi sesuai program pemerintah maupun imunisasi tambahan.
Nah, itu dia informasi mengenai gejala, penyebab, cara mengobati, dan faktor risiko penyakit difteri. Semoga bermanfaat, ya Bund!
Baca Juga:
- 15 Jenis Vaksin dan Jadwal Imunisasi Anak, Bunda Wajib Tahu!
- Mengapa Imunisasi Polio IPV dan OPV Penting untuk Anak?
- Cacar Monyet: Penyebab, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan
- Penyakit Herpes: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati
Sumber Halodoc.(2022). Difteri. halodoc.com Alodokter. (2022). Difteri. alodokter.com Hellosehat. (2022). Difteri. hellosehat.com Alodokter. (2020). Mengenal Gejala Difteri pada Anak serta Cara Mengobatinya. alodokter.com