Penulis: Aulia Elsa | Editor: Handa

Memasuki bulan Dzulhijjah atau yang dikenal sebagai bulan haji, ada banyak keutamaan dan amalan-amalan yang dianjurkan untuk dilakukan bagi umat muslim, karena bulan Dzulhijjah adalah bulan istimewa yang penuh pahala dan berkah selain bulan Ramadhan, terutama di 10 hari pertamanya.

Salah satu amalan yang dianjurkan untuk dilakukan adalah dengan melakukan puasa sunnah Tarwiyah dan puasa Arafah. Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada hari kedelapan bulan Dzulhijjah. Sedangkan puasa Arafah dilaksanakan di hari kesembilan bulan Dzulhijjah.

Melakukan puasa sunnah Tarwiyah dan puasa Arafah juga memiliki keutamaan. Apa saja ya keutamaannya? Yuk disimak bun.

Melaksanakan puasa Dzulhijjah sebelum Idul Adha

Sebelum melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah, umat muslim dianjurkan untuk berpuasa sunnah di awal bulan Dzulhijjah. Dalam sebuah riwayat hadits, disebutkan sebagai berikut:

“Barangsiapa berpuasa selama 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti sebulan. Dan untuk puasa di hari Tarwiyah seperti puasa setahun, sedangkan untuk puasa Arafah seperti puasa dua tahun,” (HR. Ali Al-Muhairi, At-Thibbi, Abu Sholeh, dan Ibnu Abbas).

Selain itu, berpuasa sebelum Idul Adha di bulan Dzulhijjah ini juga dijanjikan akan mendapat pahala dan keutamaan bagi yang menjalankannya. Satu hadits riwayat Abu Daud menjelaskan:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, pada hari Asyura (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, awal bulan di hari Senin dan Kamis.”

Pernyataan itu juga diperkuat dalam hadits riwayat Ibnu Abbas, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Tidak ada hari yang amal sholeh, lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (10 hari pertama bulan Dzulhijjah).”

Jadi, tiga jenis puasa di bulan Dzulhijjah yaitu puasa Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, dan puasa Arafah. Waktu pelaksanaan puasa ketiganya juga berbeda-beda.

Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah

Setelah melaksanakan puasa Dzulhijjah di awal bulan, jika ingin memperoleh keberkahan dari Allah SWT, bunda bisa melanjutkan dengan berpuasa Tarwiyah. Dalam hadis riwayat Ibnu An-Najjar dan Abdullah bin Abbas, dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Puasa pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa setahun lalu, sedangkan puasa Arafah (9 Dzulhijjah) akan menghapus dosa dua tahun lalu,” (HR Tirmidzi).

Selain itu, melaksanakan puasa Arafah bisa membebaskan dari api neraka bagi mereka yang melaksanakannya. Ada satu hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:

“Tidak ada hari yang didalamnya Allah membebaskan hamba-hamba dari api neraka lebih banyak daripada di hari Arafah,” (HR. Muslim).

Niat Puasa Tarwiyah

Ketika akan melaksanakan puasa Tarwiyah dan puasa Arafah, bunda perlu membaca niat terlebih dahulu. Adapun niatnya sebagai berikut:

Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala

Artinya:

“Saya niat berpuasa sunnah Tarwiyah sunnah karena Allah ta’ala.”

Niat Puasa Arafah

Sedangkan jika membaca niat puasa Arafah, ada dua niat yang bisa diucapkan sebelum berpuasa di malam hari maupun pada siang hari saat berpuasa.

Niat puasa Arafah di malam hari:

Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta’aalaa

Artinya:

“Saya niat berpuasa sunnah Arafah esok hari karena Allah ta’ala”.

Niat puasa Arafah di siang hari:

Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta’aalaa

Artinya:

“Saya niat berpuasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta’ala.”

Itulah beberapa penjelasan mengenai puasa sunnah di bulan Dzulhijjah termasuk puasa Tarwiyah dan puasa Arafah, bagaimana bacaan niatnya serta keutamaan-keutamaannya. Jangan lupa untuk melaksanakan puasa sunnah di awal Dzulhijjah ya bunda agar mendapat keberkahan dan pahala yang berlipat dari Allah SWT.

Baca juga: