
Penulis: Vinna | Editor: Aufia
Wudhu diwajibkan dalam mengerjakan shalat agar shalat yang Bunda kerjakan sah dan diterima oleh Allah. Namun, Bunda harus melakukan wudhu dengan benar, sesuai syarat, dan secara berurutan. Nah, Catatan Bunda sudah merangkum nih mengenai syarat sah dan rukun wudhu buat Bunda berikut ini.
Syarat Sah Wudhu
Dilansir dari laman NU Online, wudhu dalam fiqih disebut sebagai penyuci yang menghilangkan hadats. Dan wudhu berbeda dengan tayamum yang sekadar sarana untuk diperbolehkannya mengerjakan shalat dan tidak berfungsi sebagai penghilang hadats.
Ada tiga syarat sah wudhu yaitu:
- Menggunakan air suci untuk melakukan berwudhu. Seperti dalam hadits riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya air itu suci, tidak ada yang dapat menajiskannya.”
- Air yang digunakan merupakan air halal serta bukanlah air curian. Hal ini sebagaimana tertera dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 29, Allah SWT berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil.”
- Membersihkan benda-benda yang bisa menghalangi air menyentuh kepada kulit, misalnya cat kuku serta lainnya. Ada seseorang yang berwudhu dan meninggalkan satu tempat di kakinya (tidak dibasuh), kemudian Rasulullah SAW melihatnya, lalu beliau bersabda,
“Kembali kemudian perbaiki wudhu kamu, maka dia pun kembali berwudhu dan dia shalat.” (HR. Muslim).
Rukun Wudhu
1. Niat
Melafalkan bacaan bismillah atau bismillahirrahmanirrahim perlu dilakukan dalam berwudhu karena di dalam melakukan semua kegiatan, niat merupakan kunci paling utama dalam memulai segala kegiatan, guna mendapatkan keberkahan dari Allah.
Sesudah membaca basmalah kemudian Bunda membaca niat untuk berwudhu berikut ini.
“Nawaitul whudu-a lirof’il hadatsii ashghori fardhon lillaahi ta’aalaa”
Artinya: “Saya niat untuk melakukan berwudhu agar menghilangkan hadast kecil fardhu (wajib) karena Allah ta’ala”.
2. Membasuh Wajah
Batasan wajah harus terkena air ketika Bunda berwudhu. Batasan wajah terdiri dari bagian atas kening tempat di mana rambut tumbuh sampai kepada bagian dagu. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 6 yaitu,
“Wahai kamu semua golongan orang-orang beriman, bilamana kamu itu hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajah kamu, serta juga tangan kamu sampai dengan ke bagian siku kamu, lalu usaplah kepalamu, kemudian basuhlah kaki kamu sampai kepada bagian kedua mata kaki.”
Saat Rasulullah hendak akan berwudhu, ada kebiasaan beliau yaitu berkumur-kumur serta istinsyaq atau memasukkan air ke dalam hidung. Hal ini tertera dalam hadits di bawah ini.
“Merupakan kebiasaan dari Rasulullah jika beliau akan melakukan berwudhu. Beliau mengambil segenggaman air, lalu beliau basuhkan (ke wajahnya) sampai menuju ketenggorokannya kemudian beliau pun menyela-nyela jenggotnya”. Lalu beliau pun berujar, “Demikianlah itu cara melaksanakan wudhu yang diperintahkan oleh Rabbku kepada diriku.”” (HR. Abu Dawud).
3. Membasuh Kedua Tangan Hingga Siku
Cara membasuh kedua tangan sendiri sebenarnya tidak terdapat aturan khusus. Yang paling penting Bunda meratakan air kepada kedua tangan. Bunda bisa membasuhnya dari ujung jari lalu ke arah siku, atau pun juga bisa sebaliknya yaitu dari siku menuju ke ujung jari tangan.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits, ‘…Kemudian beliau membasuh tangan kanannya sampai kepada siku sebanyak tiga kali, lalu membasuh tangan kirinya sampai kepada siku sebanyak tiga kali…’ (HR. Muttafaqun Alaihi).
4. Mengusap kepala
Dalam hadits berikut ini mengusap sebagian kepala termasuk ke dalam bagian dari mengusap kedua telinga. Rasulullah SAW bersabda,
“Kemudian beliau mengusapkan kepada bagian kepala dengan menggunakan tangannya itu, (dengan cara yakni) menyapukannya dari bagian depan menuju kepada bagian belakang. Beliau memulainya itu dari bagian arah depan kepala kemudian ditarik ke arah belakang sampai kepada bagian tengkuk lalu kembali mengembalikannya lagi ke bagian depan kepala.” (HR. Muttafaqun Alaihi).
Semua bagian kepala tidak harus diusap semua. Para ulama-ulama Syafi’iyah membolehkan mengusap sebagian kepala meskipun hanya beberapa bagian rambut saja yang terkena usapannya.
“Dari sahabat al-Mughirah bin Syu’bah RA, sesungguhnya Rasulullah melaksanakan wudhu dan mengusap bagian ubun-ubunnya saja serta imamahnya” (HR. Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwasanya Rasulullah hanya mengusap bagian depan kepalanya saja yaitu bagian ubun-ubunnya. Beliau tidak mengusap seluruh bagian kepalanya. Ini artinya bahwa mengusap sebagian kepala itu cukup.
5. Mencuci kedua kaki sampai mata kaki
Membasuhnya tidak harus sampai ke bagian betis atau lutut. Pada hal ini bagian telapak kaki beserta kedua mata kakinyalah yang dibasuh.
Diwajibkan pula untuk membasuh seperti rambut serta lainnya yang ada pada anggota tubuh. Rasulullah pun bersabda,
“…Kemudian beliau membasuh kedua kakinya sampai ke bagian dua mata kaki…” (HR. Muttafaqun Alaihi).
6. Tertib
Melaksanakan wudhu yang dilakukan secara berurutan adalah tertib dalam berwudhu. Empat anggota tubuh yakni, wajah, kedua tangan, kepala, serta kaki haruslah berwudhu secara berurutan. Urutan wudhu tersebut tidak boleh sampai dibolak-balik.
Misalkan, orang melakukan wudhu membasuh kakinya terlebih dulu lalu membasuh tangannya, maka wudhu tersebut tidak sah sebab tidak tertib ataupun tidak berurutan.
Nah, itulah rangkuman dari Catatan Bunda tentang syarat sah wudhu dan juga rukunnya. Sekarang Bunda bisa tahu deh kalau wudhu Bunda selama ini sudah benar atau belum.
Baca Juga: