Penulis: Farichatul | Editor: Aufia

Dalam Agama Islam, Al Quran adalah pedoman utama dalam menjalani hidup. Kitab suci yang diturunkan Allah S.W.T kepada Nabi Muhammad S.A.W ini terbagi ke dalam 114 surat dan 6666 ayat. Salah satu dari surat tersebut adalah surat Al Maidah. 

Surat Al Maidah adalah surat Madaniyah atau surat yang diwahyukan setelah Nabi Muhammad S.A.W hijrah dari Makkah ke Madinah. Surat ini terdiri dari 120 ayat dan dinamakan Al Maidah (makanan), karena sebagian dari kandungan 120 ayat tersebut berisi cerita para pengikut setia Nabi Isa A.S yang meminta beliau untuk menurunkan makanan dari langit. 

Kandungan lain dari surat ini adalah pernyataan bahwa Al Quran sebagai wahyu dari Allah S.W.T membenarkan wahyu-wahyu lain yang telah turun kepada Nabi-Nabi sebelumnya. Kandungan ini terdapat di surat Al Maidah ayat 48 yang akan dibahas berikut ini. 

adab membaca al-quran

Bacaan Latin dan Arab Surat Al Maidah Ayat 48

وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ

Lafal: wa anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi minal-kitābi wa muhaiminan ‘alaihi faḥkum bainahum bimā anzalallāhu wa lā tattabi’ ahwā`ahum ‘ammā jā`aka minal-ḥaqq, likullin ja’alnā mingkum syir’ataw wa min-hājā, walau syā`allāhu laja’alakum ummataw wāḥidataw wa lākil liyabluwakum fī mā ātākum fastabiqul-khairāt, ilallāhi marji’ukum jamī’an fa yunabbi`ukum bimā kuntum fīhi takhtalifụn

Arti Surat Al Maidah Ayat 48

“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.”

Kandungan Surat Al Maidah Ayat 48

1. Iman Kepada Al-Quran dan Kitab-Kitab Sebelumnya

Sebelum Al Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad S.A.W, ada kitab suci lain yang pernah diberikan Allah S.W.T kepada Nabi-Nabi sebelumnya. Kitab-kitab suci tersebut adalah Taurat kepada Nabi Musa A.S, Zabur kepada Nabi Daud A.S dan Injil kepada Nabi Isa A.S. 

Dalam awal ayat surat al Maidah di atas disebutkan bahwa Allah S.W.T telah menurunkan Al Quran secara “haq” atau benar dan bahwasanya salah satu fungsi kitab ini adalah membenarkan kitab-kitab sebelumnya di atas. 

Dalam karya beliau yang berjudul Tafsir Al Munir, Syaikh Wahbah Az Zuhaili menyebutkan bahwa peran dan fungsi al Quran atas kitab-kitab tersebut adalah sebagai pengawas, pengontrol dan saksi atas keabsahan keberadaan kitab-kitab di atas. 

2. Al-Quran Sebagai Dasar Hukum

Poin surat Al Maidah ayat 48 yang selanjutnya adalah Al Quran sebagai dasar hukum. Ibnu Abbas mengatakan bahwa ayat ini turun ketika Rasulullah S.A.W sebagai pemimpin ketika itu dimintai tolong oleh para ahli kitab untuk memutuskan suatu perkara di antara mereka. 

Waktu itu, beliau bimbang apakah menentukan hukum berdasarkan Al Quran atau berdasarkan kitab-kitab para ahli kitab tersebut. Turunnya ayat ini menegaskan bahwa Al Quran dapat dijadikan landasan hukum untuk permasalahan para ahli kitab tersebut. Dalam ayat ini Allah S.W.T juga melarang nabi untuk mengambil keputusan berdasarkan keinginan mereka termasuk dengan menggunakan kitab yang sudah dirubah mengikuti hawa nafsu mereka. 

3. Perbedaan dan Berlomba Dalam Kebaikan

Terakhir, surat Al Maidah ayat 48 juga menekankan bahwa perbedaan adalah hikmah dan lumrah terjadi. Dalam ayat tersebut Allah S.W.T menekankan bahwa setiap umat pasti memiliki syariat (sistem atau aturan) dan manhaj (jalan terang) mereka masing-masing. 

Allah S.W.T bisa saja menjadikan seluruh umat manusia dari berbagai generasi masuk ke dalam 1 golongan saja. Tapi nyatanya Allah S.W.T membuat setiap manusia berbeda untuk menguji keimanan dan kebaikan manusia tersebut. 

Oleh sebab itu alih-alih membuat perselisihan karena perbedaan, Allah S.W.T memerintahkan manusia untuk senantiasa berlomba dalam melakukan kebaikan dan pada akhirnya, pada Allah S.W.T jugalah semua hal di dunia akan kembali. 

Dari pemaparan di atas, terlihat kalau surat Al Maidah ayat 48 berisi keimanan kepada Al Quran, Al Quran sebagai dasar hukum dan pedoman hidup serta anjuran Allah S.W.T kepada manusia untuk tetap berlomba melakukan kebajikan.

Baca Juga: