Penulis: Siti Ruli | Editor: Aufia

Apa yang ada di benak Bunda kalau bicara tentang Jawa Timur? Jika tidak rujak cingur nya yang khas, pasti wisata Gunung Bromo dan Kawah Ijennya! Tapi tahukah Bunda, kalau Jawa Timur juga memiliki ragam warisan budaya yang tak kalah populer? Salah satunya adalah tarian tradisional Jawa Timur.

Sebagai warisan turun temurun dan identitas masyarakat setempat, maka sudah selayaknya Bunda melestarikan tarian adat tersebut. Cara paling mudahnya mengenalkan tarian adat Jawa Timur ke anak. Atau, jika anak-anak berminat untuk mempelajari tarian tradisional, Bunda bisa memasukkannya ke sanggar tari.

Untuk mengenal apa saja ragam tarian tradisional Jawa Timur, yuk simak penjelasan di bawah ini. Jangan sampai ada yang terlewat, ya!

1. Tari Jaran Kepang

tari tradisional jawa timur

Adanya relief tari jaranan di Candi Jawi, salah satu peninggalan kerajaan Singhasari, beberapa ahli beranggapan bahwa tarian tersebut sudah eksis sejak era Singhasari. Konon, dahulu tari jaranan merupakan salah satu bagian dari upacara adat yang bersifat magis. Makanya tak mengherankan jika umumnya tarian jaran kepang menunjukkan aksi kesurupan.

Meskipun begitu, tarian ini menyimpan banyak filosofi. Selain sebagai tolak bala serta representasi sifat kebaikan dan keburukan, tari jaran kepang juga menggambarkan perjuangan prajurit berkuda. 

Sesuai namanya, tarian ini dilengkapi properti kuda (jaran) yang dibuat dari anyaman bambu (kepang). Uniknya, bukan hanya jaran kepang saja, ada banyak Tarian Jaranan yang berasal dari Jawa Timur. Di antaranya adalah jaranan senterewe, jaranan dor, jaranan buto, jaranan bodhag, dll.

2. Tari Reog

tari tradisional jawa timur

Pasti Bunda tidak asing dengan Tari Reog? Tak hanya tersohor di dalam negeri, kesenian asli Ponorogo ini juga sudah mendunia, terkenal hingga mancanegara. Dulunya, masyarakat Ponorogo menggelar pertunjukan reog hanya saat malam satu suro dan saat bulan purnama saja. Namun sekarang kita dapat melihatnya di berbagai acara. 

Menurut Babad Ponorogo I-VIII yang terbit tahun 1984, tari ini berasal dari cerita rakyat. Ada sekitar lima kisah yang berkembang, dan yang paling populer adalah cerita mengenai pemberontakan Ki Ageng Kutu.

Tari Reog merupakan tarian massal yang ikonnya berupa singa barong. Sementara penari reog terdiri dari jathil (representasi prajurit yang naik kuda lumping), warok, bujang ganong (penari bertopeng merah dengan mata melotot dan surai di sekitar topeng – representasi patih yang enerjik), serta klono sewandono (penari yang melindungi dirinya dengan cemeti sakti).

3. Tari Thengul

Kota Bojonegoro juga memiliki tarian tradisional bernama Tari Thengul. Dinamai Thengul karena penarinya meniru kostum, gerakan dan ekspresi wayang Thengul. 

Kesan jenaka mendominasi pertunjukan tari kelompok ini, karena penari akan memunculkan ekspresi tertawa, melotot dan cemberut. Pasti Bunda akan tertawa saat menontonnya. Tari Thengul sendiri mengandung filosofi tentang hakikat manusia, di mana kita harus selalu berhubungan baik dengan orang lain.

4. Tari Remo

Tak kalah menarik perhatian, tari tradisional dari Jombang Jawa Timur ini juga harus anak ketahui. Menurut sejarah, Tari Remo diciptakan oleh seniman jalanan dari desa Ceweng. Kemudian mulai populer dan menjadi tarian pembuka dalam pentas ludruk.

Menggambarkan kisah “Pangeran yang kuat dan gagah perkasa”, dahulu Tari Remo hanya dilakukan oleh laki-laki, namun kini diperankan oleh perempuan. Karena akulturasi budaya, kini tarian ini memiliki beragam versi. Misalnya saja gaya Sawunggaling, gaya surabayan dan gaya jombangan.

Tari Remo sendiri memiliki ciri khas pada gerakan kaki yang energik. Sehingga menghadirkan suasana yang menyenangkan.

5. Tari Gandrung

tari tradisional jawa timur

Pernah dipentaskan sebagai tari pembuka pada perhelatan Asian Games tahun 2018, tarian dari daerah Banyuwangi ini juga tak kalah populer dari empat tari di atas. Menurut sejarah, Tari Gandrung sudah ada sejak era kolonialisme Belanda. Tujuan penciptaannya untuk menggambarkan momen pertemuan dengan saudara.

Lambat laun, tarian yang ditarikan secara berpasangan ini digunakan sebagai ucapan syukur kepada dewi Padi, Dewi Sri atas melimpahnya hasil panen.

6. Tari Topeng Malangan

tari tradisional jawa timur

Tarian yang sudah dipentaskan sejak abad ke-8 Masehi ini telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ciri khasnya adalah para penari yang menggunakan topeng wayang orang. Uniknya setiap gerakan dan topeng yang digunakan memiliki sebuah cerita tersendiri. 

Tarian warisan Kerajaan Majapahit ini memiliki filosofi tentang kehidupan dan watak manusia. Terkadang kita sedih, malu, bahagia, tertawa, dll.

7. Tari Lahbako

Tarian paling hits di daerah Jember ini umumnya dilakukan oleh perempuan. Filosofi yang diangkat adalah gambaran kehidupan para petani tembakau di Jember. Sehingga pada setiap gerakannya menggambarkan aktivitas di ladang tembakau atau kebun. Tari Lahbako dipertunjukan ketika acara tertentu, misalnya saja festival.

8. Tari Muang Sangkal

Beralih ke Sumenep, Madura, Bunda akan menemukan tari tradisional bernama tari Muang Sangkal. Makna tarian ini adlah sebagai ritual tolak bala atau menjauhkan dari bahaya. Menariknya penarinya harus perempuan dan berjumlah ganjil. Boleh satu, tiga, lima dan seterusnya.

Geraka awal Tari Muang Sangkal agak keras dengan iringan alunan gamelan gending sampak. Setelahnya, dilanjutkan dengan iringan gending oramba’-orambe’.

9. Tari Kethek Ogleng

Mengusung kisah asmara Panji Asmarabangun (Kerajaan Dhaha Kediri) dan dewi Sekartaji (Putri Kerajaan Jenggala), Tari Kethek Ogleng sudah dipentaskan masyarakat Desa Tokawi, Kecamatan Nawangan selama bertahun-tahun yang lalu. Umumnya ditarikan saat ada acara hajatan.

Sesuai namanya, tarian tradisional ini juga menghadirkan sosok kethek (kera) dan mengadaptasi gerakan-gerakan dari hewan tersebut.

Tentunya selain 9 tarian di atas, masih banyak tari tradisional Jawa Timur yang harus kita kenal. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan kita akan Indonesia, ya Bund! Ajarkan ke si kecil juga ya, biar makin cinta tanah air.

Baca Juga:

Sumber