Penulis: Farichatul | Editor: Aufia

Bunda, seperti yang kita tahu, bahwa dalam ajaran Islam banyak sekali puasa sunnah, salah satunya adalah puasa sunnah Rajab yang dilakukan di bulan Rajab. Rajab adalah bulan ketujuh dalam penanggalan Hijriyah. Sama seperti bulan Muharram, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah, bulan Rajab juga termasuk bulan yang dimuliakan.

Oleh karena itu, kebaikan yang dilakukan di bulan-bulan tersebut akan dilipatgandakan pahalanya. Sementara kemaksiatan yang dilakukan juga akan dikalilipatkan dosanya. 

Bagaimana Hukum Puasa Rajab?

Bunda, dalam hal ini, sebenarnya ada perbedaan pendapat antar ulama. Ada yang mengatakan sunnah, bid’ah hingga makruh.

Ulama Salaf Ibnu Qadamah dan Al-Mardaw, mengkategorikan puasa Rajab sebagai ibadah makruh. Sementara itu; beberapa uama kontemporer seperti Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dan Syikh Shalif Fauzan; menyatakan bahwa hukum puasa Rajab adalah bid’ah.

Ulama yang menyebutnya sebagai ibadah sunnah antara lain Ibnu Shalah, Ibnu Hajar Al-Haitsami, Ash-Shawi, As-Suyuthi dan Asy-Syaukani. Pendapat ulama tersebut merujuk pada 2 hadist. Yaitu hadist yang menganjurkan untuk berpuasa sunnah dan hadist yang menganjurkan agar berpuasa di bulan-bulan haram.

Rasulullah pernah bersabda, yang artinya: “Berpuasalah kamu di bulan kesabaran (Ramadhan), kemudian berpuasalah tiga hari setelahnya, dan kemudian berpuasalah pada bulan-bulan haram.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, dan An-Nasa’i)

Apa Saja Keutamaan Puasa Rajab?

Puasa di bulan Rajab memiliki beberapa keutamaan berikut ini:

  • Menurut Imam Al Ghazali dalam karya monumentalnya, Ihya’ Ulumuddin, 1 hari puasa di bulan-bulan haram seperti bulan Rajab sama dengan puasa 30 hari di bulan-bulan lainnya kecuali bulan Ramadhan. 
  • Masih dalam kitab yang sama, Imam Al Ghazali juga menukil hadits yang menyebutkan bahwa pahala puasa 3 hari (Kamis, Jumat, Sabtu) pada bulan-bulan haram sama halnya pahala beribadah selama 700 tahun. 
  • Amalnya dicatat seperti orang yang berpuasa selama 60 hari. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah yang artinya: “Barangsiapa puasa pada tanggal 27 Rajab, Allah mencatatnya sebagaimana orang yang puasa selama 60 bulan.” (HR. Abu Hurairah).
  • Bagi yang berpuasa Rajab selama 7 hari berturut-turut akan dijauhkan dari pintu neraka. Bagi yang berpuasa 8 hari berturut-turut akan dibukakan pintu surga untuknya. Sementara yang berpuasa 10 hari berturut-turut akan dihapus dosanya.

Bagaimana Bacaan Niat Puasa Rajab?

Jika Bunda akan berpuasa Rajab berikut bacaan niatnya:

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Lafadz: Nawaitu shauma Rajaba sunnatan lillâhi ta‘âlâ

Artinya adalah: “Aku berniat puasa sunah Rajab esok hari karena Allah SWT.”

Sama seperti puasa lainnya, niat ini juga diikrarkan pada malam sebelum puasa dilakukan. Selain itu, niat puasa Rajab dapat diikrarkan pada siang hari sebelum dzuhur asalkan orang yang berpuasa tersebut masih belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. 

Berikut ini bunyi niat puasa Rajab yang diikrarkan pada siang hari:

.نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا الْيَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Lafadz: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri rajaba lillâhi ta’âlâ.

Artinya adalah: “Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah SWT.”

Begini Tata Cara Puasa Rajab!

Secara garis besar, tata cara puasa Rajab sama seperti puasa pada bulan lainnya, Bund. Puasa dimulai ketika fajar sudah muncul di ufuk timur dan berakhir ketika maghrib tiba.

Demikian pula dalam sepanjang pelaksanaan puasa Rajab, Bunda  tidak diperbolehkan makan dan minum, muntah yang disengaja, bermaksiat dan melakukan hubungan suami istri. 

Pelaksanaan puasa Rajab dapat dilakukan kapanpun selama bulan tersebut. Hanya saja,  Bunda tidak diperbolehkan puasa selama 30 hari penuh dan dianjurkan untuk puasa di hari-hari khusus seperti Senin-Kamis atau tanggal 13,14 dan 15 bulan Rajab. 

Bunda, itulah ulasan mengenai hukum, keutamaan, niat dan tata cara puasa Rajab. Selain bisa jadi informasi yang bermanfaat untuk Bunda, tak ada salahnya Bunda juga mengajarkannya ke si kecil.

Baca Juga: