Penulis: Diana | Editor: Aufia

Umat Islam merayakan hari raya sebanyak dua kali dalam setahun yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Idul Adha bukan hanya sekedar ibadah untuk sholat Idul Adha ya Bund tetapi juga terdapat ibadah lainnya yaitu menyembelih hewan qurban. 

Sholat idul Adha terdiri dari dua rakaat yang bisa menambah pahala menjadi lebih berlipat. Terlebih jika melaksanakan shalatnya secara khusyuk tentu akan memberikan inspirasi dalam melakukan ibadah sebagaimana yang telah dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim AS dan juga Nabi AS.

Pengen tahu informasi mengenai tata cara, niat, dan bacaan shalat idul adha? Yuk, langsung simak pembahasan ini!

Hukum Shalat Idul Adha

Sebelum Bunda mengetahui tata cara shalat Idul Adha, sebaiknya Bunda harus mengetahui terlebih dahulu hukum dari shalat idul adha itu sendiri yaitu sunnah muakkadah dimana sunnah ini sangatlah dianjurkan serta mengikat. 

Hal ini juga didukung oleh pernyataan Rasulullah SAW saat ditanyakan oleh seseorang, yaitu:

“Sholat lima waktu sehari semalam. “Orang itu bertanya lagi, “Apakah ada kewajiban (shalat) lain? Beliau menjawab, “Tidak, kecuali engkau juga melaksanakan shalat sunnah.” (HR. Bukhari Muslim)

Niat dan Bacaan Shalat Idul Adha

Di dalam hadits, bagaimana lafadz niat berbunyi belum ditemukan. Rasulullah serta para sahabatnya biasanya mengucapkan niat tidak dilafadzkan ketika melakukan ibadah. 

Dalam kitab Fiqih Islam wa Adillatuhu dari karya Syaikh Wahbah Al Zuhaili menyatakan bahwa semua ulama menyepakati bahwa hati adalah tempat untuk niat. Membaca niat bukanlah suatu syarat tetapi jumhur ulama menyepakati bahwa hukumnya sunnah karena membantu hati dalam menghadirkan niat dalam segala yang akan dilakukan. Sedangkan menurut Mazhab Maliki mengatakan tidak melafadzkan niat adalah pilihan yang terbaik dikarenakan bersumber dari Nabi Shallahu’alaihi Wassalam.

Berikut inilah lafadz niat sholat idul adha ketika menjadi makmum:

اُصَلِّى سُنَّةً عِيْدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى

Lafal: Usholli sunnatan ‘idil adha rok’ataini ma’muuman lillahi ta’aalaa.

Artinya: Saya niat shalat sunnah idul adha dua rakaat sebagai ma’mum karena Allah Ta’ala.

Sedangkan lafadz niat ketika menjadi imam, yaitu:

اُصَلِّى سُنَّةً عِيْدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا للهِ تَعَالَى

Lafal: Usholli sunnatan ‘iidil adha rok’ataini ma’muuman lillahi ta’aalaa.

Artinya: Saya niat shalat sunnah idul adha dua raka’at sebagai imam karena Allah Ta’ala.

Tata Cara Sholat Idul Adha

Bunda pasti telah mengetahui bahwa sholat idul adha dilakukan secara berjamaah, sama seperti sholat idul fitri. Setelah shalat telah selesai dilakukan, maka khotib akan menyampaikan khutbahnya. Tentu hal ini berbeda dengan sholat Jumat dimana ceramah dahulu, baru dilanjutkan dengan sholat. 

Nah, berikut ini beberapa ketentuan terkait untuk melaksanakan sholat Idul Adha, yaitu:

1. Tidak terdapat sholat qobliyah dan ba’diyah

Sholat idul adha  tidak diawali dengan sholat sunnah qobliyah dan ba’diyah sebagaimana yang sering Bunda lakukan saat melaksanakan sholat fardhu. Hal ini selaras dengan hadits dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَرَجَ يَوْمَ أَضْحَى أَوْ فِطْرٍ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُصَلِّ قَبْلَهَا وَلاَ بَعْدَهَا

Artinya: Rasulullah SAW keluar pada hari idul Adha atau Idul Fitri, setelah itu beliau melakukan shalat ‘ied dua raka’at, tetapi beliau tidak mengerjakan shalat qobliyah maupun ba’diyah. (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Tidak terdapat adzan dan iqomah

Ya, tidak ada adzan dan iqomah saat sholat idul adha akan dilaksanakan. Hal ini selaras dengan hadits dari Jabir bin Samurah Radhiyallahu’anhu:

صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْعِيدَيْنِ غَيْرَ مَرَّةٍ وَلاَ مَرَّتَيْنِ بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلاَ إِقَامَةٍ

Artinya: Aku beberapa kali melakukan shalat ied dengan Rasulullah Shallahu’alaihi Wa Sallam, bukan hanya sekali atau dua kali, saat itu tidak ada adzan ataupun iqamah.

Secara praktis, tata cara sholat idul adha yang wajib Bunda ketahui yaitu:

    1. Niat. Pembahasan tentang niat sholat idul adha sudah dibahas di atas ya Bund.
    2. Takbiratul ihram
    3. Takbir lagi (disebut takbir zawa-id) sebanyak 7 kali. Adapun diantara takbir disunnahkan untuk membaca dzikir dengan memuji nama Allah.
    4. Membaca surat Al-Fatihah yang dilanjutkan dengan surat lainnya.
    5. Ruku’ dengan tuma’ninah
    6. I’tidal dengan tuma’ninah
    7. Sujud dengan tuma’ninah
    8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
    9. Sujud kedua dengan tuma’ninah
    10. Takbir lagi zawa-id sebanyak 5 kali. Adapun diantara takbir disunnahkan untuk membaca dzikir dengan memuji nama Allah.
    11. Ruku’ dengan tuma’ninah
    12. I’tidal dengan tuma’ninah
    13. Sujud dengan tuma’ninah
    14. Duduk diantara dua sujud dengan tuma’ninah
    15. Sujud kedua dengan tuma’ninah
    16. Duduk tasyahud dengan tuma’ninah
    17. Salam 

Sebenarnya hampir sama dengan melaksanakan shalat subuh atau sholat fardhu lainnya, hanya saja yang membedakan pada bagian pembacaan takbir zawa-id-nya saja ya Bunda. Adapun antara lain bacaannya, yaitu:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ

Lafal: Subhanallah Walhamdulillah Wa Laa Illaha Illalloh Wallahu Akbar.

Artinya: Maha Suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar

Sunnah-Sunnah Sholat Idul Adha

Terdapat beberapa hal yang disarankan untuk dilakukan sebelum maupun setelah sholat idul Adha, yaitu sebagai berikut:

1. Mandi dahulu sebelum berangkat sholat

Pertama-tama, Rasulullah mengajarkan bahwa harus mandi dahulu sebelum berangkat melaksanakan sholat ied, baik ied adha ataupun ied fitri. 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الأَضْحَى

Artinya: “Rasulullah shallahu’alaihi wassalam biasa mandi saat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Ibnu Majah)

2. Mengenakan pakaian terbaik

Kedua, Rasulullah mengenakan pakaian terbaik saat sholat ‘id. Beliau juga memerintahkan sahabat untuk selalu mengenakan pakaian terbaiknya. Sebagaimana hadits dari Hasan As Sibthi:

أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم في العيدين أن نلبس أجود ما نجد ، وأن نتطيب بأجود ما نجد

Artinya: “Rasulullah shallahu’alai wassalam memerintahkan kami agar pada hari raya mengenakan pakaian terbagus dan wangi-wangian terbaik.” (HR. Hakim)

3. Memakai Wewangian

Lalu, memakai wewangian juga menjadi sunnah, terkhusus untuk para pria, sebagaimana hadits di atas. Sedangkan untuk muslimah, sangat dianjurkan untuk tidak menggunakan parfum yang berbau tajam, karena terdapat hadits yang melarang hal tersebut.

4. Mengajak keluarga serta anak-anak

Sebagaimana dengan hadits yang telah disebutkan bahwa Rasulullah memerintahkan seluruh wanita untuk menghadiri shalat id. Sebagaimana riwayat dari Ibnu Abbas Radliyallahu’anhu saat masih kecil dan turu ikut sholat id.

Bahkan wajib diketahui juga ya Bunda, perempuan haid juga diajak untuk melihat sholat ied tetapi menjauh dari tempat shalat, sebagaimana hadits dari Ummu Athiyyah yang telah diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim.

5. Takbiran saat hendak menuju tempat sholat 

Sunnah takbiran saat berjalan menuju tempat sholat ternyata sudah bisa dilakukan juga sejak 9 Dzulhijjah sehabis subuh ya Bund. Adapun diantara lafazh dari takbir, diperbolehkan untuk dua kali, maupun tiga kali takbir. Adapun bacaannya, seperti ini ya Bunda:

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada Ilah selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya.

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada Ilah selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya.

6. Berjalan kaki

Berjalan kaki menjadi sunnah baik itu ketika pergi ataupun pulang dari tempat shalat. Naik kendaraan diperbolehkan asalkan ada hajatnya, misal tempat sholat yang dituju sangat jauh. Hal ini selaras dengan sebagaimana hadits dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhu:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا

Artinya: Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam biasa berangkat shalat ‘id dengan berjalan kaki begitu juga dengan pulangnya.

7. Melalui jalan yang berbeda

Jangan lupa ya Bund, disunnahkan juga untuk melalui jalan yang berbeda baik ketika pergi ataupun pulang. Hal ini disampaikan dalam hadits dari jabar Radhiyallahu’anhu:

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ

Artinya: Nabi shallahu’alaihi wa sallam saat shalat ‘id, beliau lewat jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang. (HR. Bukhari)

8. Memulai sholat idul adha dengan segera

Memulai dan melaksanakan sholat idul adha dengan segera juga merupakan sunnah. Hikmahnya adalah supaya waktu untuk menyembelih hewan qurban bisa tersedia lebih banyak ya Bund.

Itulah beberapa pembahasan tentang sholat idul adha yang wajib Bunda ketahui ya dan jangan lupa untuk mengajarkannya kepada si kecil ya Bunda.