Penulis: Aliftya | Editor: Handa

Meski belum wajib untuk melaksanakannya, tidak ada salahnya mengenalkan ibadah puasa kepada anak, Bund! Tak hanya puasa wajib di bulan Ramadan saja, namun juga puasa sunah, seperti saat di bulan Syawal. Tujuannya sederhana, yakni agar anak paham dan segera terbiasa untuk menunaikan ibadah tersebut ketika telah akil baligh nanti.

Nah, lalu bagaimana cara mengajarkan puasa Syawal ini kepada si Kecil? Pertama, Bunda bisa memaparkan tata cara dan niatnya. Selain itu, Bunda juga bisa menjelaskan keutamaan atau ganjaran yang didapat dari ibadah tersebut, seperti yang telah Catatan Bunda rangkum berikut ini.

Tata Cara Puasa Syawal

Tak berbeda dari puasa Ramadan, puasa sunah di bulan Syawal juga dilakukan dengan menahan lapar dan hawa nafsu sejak matahari terbit hingga terbenam. Nah, lazimnya, puasa ini dilakukan selama enam hari berurutan setelah hari raya Idul Fitri atau pada tanggal 2-7 Syawal.

Namun begitu, Bunda boleh saja mengamalkan ibadah ini di luar tanggal tersebut maupun secara tidak berurutan, asalkan masih di bulan syawal. Tenang Bund, hal tersebut tidak akan mengurangi keutamaan yang akan didapat. Seperti yang telah ditegaskan oleh para ulama mazhab Syafi’i.

Namun jika tidak berurutan atau diakhirkan hingga akhir Syawal maka seseorang tetap mendapatkan keutamaan puasa Syawal, setelah sebelumnya melakukan puasa Ramadan. Karena seperti itu pun disebut menjalankan puasa enam hari Syawal setelah Ramadan.”

Niat Puasa Syawal

Adapun pelafalan niat puasa di bulan Syawal adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatis Syawwali lillahi ta’ala

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

Keutamaan Puasa Syawal

Inilah beberapa keutamaan puasa syawal yang wajib Bunda ketahui! Apa saja ya? Yuk disimak!

1. Setara dengan berpuasa selama setahun dan mendapat ganjaran 10 kali lipat

Bunda, orang yang menunaikan puasa Syawal nilainya sama seperti puasa selama satu tahun. Keutamaan tersebut dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Muslim dengan arti sebagai berikut:

Barang siapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.”

Di sisi lain, seseorang yang melakukan puasa Syawal juga bisa mendapat ganjaran pahala sepuluh kali lipat. Nabi Muhammad SAW dalam hadis riwayat Abu Ayyub berkata,

Barangsiapa mengerjakan puasa enam hari bulan Syawal selepas Idulfitri, setiap kebaikan diganjar sepuluh kali lipat.”

2. Menutup kekurangan dan menyempurnakan puasa wajib

Sama seperti salat sunah rawatib yang mana menyempurnakan kekurangan ibadah salat wajib. Berpuasa Syawal juga bisa jadi penyempurna kekurangan pada puasa wajib di bulan Ramadan.

3. Tanda diterimanya ibadah puasa Ramadan

Jika Allah SWT menerima amal puasa Ramadan seseorang, maka Dia akan menunjukkan amalan salih yang bisa dilakukan selanjutnya. Dalam hal ini, amalan yang dimaksud adalah puasa 6 hari di bulan Syawal, Bund. Hal ini pun dijelaskan oleh Ibnu Rajab dalam kitab Latho-if Al Ma’arif.

Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Siapa saja yang melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula barang siapa yang melaksanakan kebaikan lalu malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan.”

4. Mendapat pertolongan dari Nabi Muhammad SAW

Seseorang yang melakukan puasa Syawal, Insya Allah akan mendapat pertolongan dari Rasulullah di surga. Hal itu terjadi karena orang yang berpuasa Syawal dianggap telah menghidupkan ajaran sunah rasul.

Nabi Muhammad SAW dalam hadis riwayat At Tirmidzi menyebutkan bahwa “Siapa yang menghidupkan sunahku, maka ia sungguh mencintaiku, dan siapa yang mencintaiku (akan) bersamaku di surga.

Itulah ketentuan, niat, dan keutamaan dari puasa Syawal. Semoga dapat membantu Bunda dalam mengajarkan puasa Syawal pada si kecil, ya!

Baca juga: