Penulis: Putri Arya | Editor: Aufia

Pernahkah Bunda mengalami telat haid 2 bulan tapi keputihan? Siklus haid yang tidak teratur terkadang bisa membuat stres ya, Bunda. Banyak yang berasumsi haid yang terlambat jadi tanda awal kehamilan.

Namun tidak hanya itu Bunda, beberapa hal ini juga bisa jadi tanda telat haid 2 bulan tapi keputihan:

Pil KB untuk Memancing Haid

1. Penyakit Radang Panggul

Penyakit Radang Panggul adalah infeksi yang terjadi saat bakteri masuk ke vagina dan menyebar ke rahim dan saluran genital bagian atas. Penyakit ini biasanya ditularkan melalui kontak seksual. Gejala penyakit radang panggul termasuk nyeri panggul, demam, mual, muntah, dan diare. Infeksi juga dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur.

2. Perubahan Berat Badan

Perubahan berat badan yang drastis seperti kelebihan atau kekurangan dapat memengaruhi siklus menstruasi. Obesitas memengaruhi regulasi estrogen dan progesteron atau bahkan bisa memicu masalah pada kesuburan.

Indeks massa tubuh yang sangat tinggi dikaitkan dengan keterlambatan menstruasi, dan penurunan berat badan dapat membantu mengatur siklus menstruasi bagi Bunda yang mengalami obesitas.

Perubahan berat badan menjadi sangat kurus juga dapat mengganggu siklus menstruasi. Saat tubuh kekurangan lemak dan nutrisi lainnya, tubuh tidak bisa memproduksi hormon sebagaimana mestinya.

Wanita dengan anoreksia (asupan kalori sangat rendah) atau yang membakar kalori jauh lebih banyak dengan olahraga daripada yang dikonsumsi mungkin akan mengalami amenore. Pada kasus ini, penambahan berat badan akan membantu siklus menstruasi kembali teratur.

3. Kehamilan

Telat haid 2 bulan juga menjadi gejala umum terjadinya kehamilan. Pembuahan akan terjadi setelah lima hari pasca berhubungan seks. Terutama jika Bunda melakukan hubungan seks ketika memasuki masa subur. Tapi tidak perlu menunggu telat haid 2 bulan tapi keputihan untuk menjalani tes kehamilan ya, Bunda. Hasil tes kehamilan positif dapat terjadi paling cepat 12 hari setelah ovulasi.

4. Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terletak di luar lapisan dalam rahim. Sebagian besar kehamilan ektopik terjadi di tuba Fallopi. Beberapa gejala kehamilan ektopik di antaranya seperti sakit perut, berkurangnya periode menstruasi, perdarahan vagina, pingsan, pusing, dan tekanan darah rendah. Beberapa langkah pengobatan untuk kehamilan ektopik di antaranya seperti observasi, pengobatan, atau pembedahan.

5. PCOS

Sindrom ovarium polikistik atau PCOS adalah gangguan hormonal yang memicu periode menstruasi panjang atau tidak teratur. PCOS juga menjadi salah satu penyebab umum kemandulan.

Hingga saat ini belum ada obat untuk mengatasi PCOS. Namun kondisi ini dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup dan intervensi hormon. Sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter pilihan mana yang terbaik untuk mengatasi PCOS.

6. Endometriosis

Endometriosis terjadi ketika jaringan yang biasanya melapisi bagian dalam rahim tumbuh di luar rahim. Kondisi ini bisa menyebabkan kram, pendarahan abnormal, infertilitas, dan hubungan seksual yang menyakitkan.

Belum ada obat untuk endometriosis, namun Bunda dapat mengobati gejala yang muncul. Menjalani kontrol kelahiran hormonal membantu mengurangi pendarahan dan rasa nyeri. Untuk endometriosis yang parah, maka pembedahan merupakan pilihan tepat untuk mengatasinya.

7. Polip Rahim

Fibroid atau polip rahim adalah pertumbuhan non-kanker di dalam rahim yang bisa menyebabkan perdarahan atau nyeri hebat selama siklus haid. Selain perdarahan hebat, polip rahim juga bisa memicu terjadinya menstruasi tidak teratur.

8. Stres Tinggi dan Berkepanjangan

Tingkat stres yang tinggi juga dapat berpengaruh terhadap siklus haid. Terutama stres yang terjadi secara intens akan mengganggu produksi gonadotropin, hormon yang mengatur ovulasi dan siklus haid.

Terlambat haid satu periode saat Bunda mengalami stres mungkin masih dapat dikatakan hal yang normal terjadi. Namun jika Bunda mengalami stres berkepanjangan dan melewatkan lebih dari satu periode haid, sebaiknya pertimbangkan untuk melakukan konsultasi dengan dokter.

9. Kanker Serviks

Bunda mungkin tidak akan menyadari bila terserang jenis kanker ini. Hal ini karena kanker serviks tidak bergejala pada tahap awal. Namun setelah berkembang, dapat muncul gejala seperti perdarahan antar periode atau setelah berhubungan seksual, rasa nyeri saat berhubungan seks, nyeri panggul, dan keluarnya cairan yang tidak biasa.

Cara terbaik mendeteksi gejala awal kanker serviks adalah dengan melakukan skrining secara rutin. Beberapa perawatan untuk kanker serviks di antaranya seperti operasi, radioterapi, kemoterapi, dan imunoterapi.

10. Perimenopause

Perimenopause adalah masa sebelum menopause dimana tubuh secara bertahap memproduksi lebih sedikit hormon estrogen. Periode ini merupakan masa peralihan antara usia reproduktif ke usia non-reproduktif. Bunda mungkin akan mengalami menstruasi yang tidak teratur bersama dengan hot flashes atau keringat malam.

11. Pil KB dan Obat-obatan lainnya

Beberapa obat seperti antidepresan, antipsikotik, obat tiroid, antikonvulsan, dan beberapa obat kemoterapi, dapat mengganggu siklus menstruasi. Bunda yang ingin memulai atau menghentikan penggunaan pil KB juga membuat menstruasi tidak teratur atau bahkan terlewat hingga enam bulan setelah berhenti minum pil.

Itulah beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan telat haid 2 bulan namun mengalami keputihan. Nah, daripada berasumsi mengenai apa yang sebenarnya terjadi, alangkah baiknya Bunda segera konsultasi ke dokter jika mengalami telat haid hingga 2 bulan.

Baca Juga: